Miris, Gen Z di Negara Adikuasa Ini Menyerah Kerja Kantoran

Ilustrasi populasi warga China.
Sumber :
  • The Irish Time

Beijing – Generasi muda di salah satu negara adikuasa China banyak meninggalkan kerja kantoran mereka, dan banyak yang memilih untuk menjadi pelayan makan cepat saji, barista ataupun kasir. Menurut data setahun kebelakang ini.

Banyak dari mereka yang berbagi foto dan video peran baru tersebut secara massal di Xiaohongshu, Instagram-nya China. Tagar "pengalaman kerja fisik pertama saya" memiliki lebih dari 30,4 juta impression pada 12 Juni.

Orang-orang memakai masker di Beijing, China.

Photo :
  • AP Photo/Andy Wong.

"Dari pemilik restoran cepat saji, pembersih, pelayan, hingga perawat hewan peliharaan, anak muda mencoba untuk mendapatkan kembali kendali atas hidup dan ketenangan batin mereka melalui tugas-tugas manual 'tanpa berpikir'," bunyi deskripsi tagar tersebut.

Dilansir dari Business Insider, Kamis, 15 Juni 2023, banyak yang menjelaskan keputusan tersebut sengaja diambil demi ketenangan batin. Pekerjaan 'kerah putih' di kantor ber-AC memang terkesan mewah, namun dianggap banyak tekanan.

Sementara itu, 'kerja kasar' yang mayoritas mengandalkan kekuatan fisik membuat anak muda China lebih tenang dan puas.

"Saya hanya bisa mengatakan bahwa saya sangat bahagia setelah keluar dari perusahaan," tulis seorang wanita yang profilnya menyatakan bahwa dia tinggal di provinsi Guangdong dan sebelumnya bekerja di ByteDance, perusahaan induk TikTok yang berbasis di China.

Dalam postingannya, perempuan itu melanjutkan dengan mengatakan bahwa dia tidak perlu lagi khawatir tentang laporan dan performa atau KPI (key performance indicator) perusahaan. Dengan bekerja seperti sekarang, ia hanya perlu memasak di restoran cepat saji yang dimiliki dan kelola sendiri.

Dia menjelaskan bahwa penghasilannya rata-rata US$140 per hari di restorannya sendiri. Dan dia bukan satu-satunya yang membuat perubahan semacam ini.

Pekerja kantoran.

Photo :
  • U-Report

"Saya melepaskan pekerjaan konsultan bergaji tinggi, menghindari email, wawancara, dan PPT yang tak ada habisnya, dan mulai dari nol sebagai barista dengan gaji bulanan hanya sebagian kecil pada saat itu," kata seorang wanita berusia 25 tahun yang berbasis di di Liaoning, menulis di Xiaohongshu.

Penulis yang mengatakan bahwa dia memiliki gelar sarjana itu, melanjutkan dengan mengatakan, bahwa dia tidak dapat memperoleh kepuasan dari pekerjaan kerah putihnya selama ini.

"Kekosongan itu datang dari bagaimana saya mengabdikan hidup saya untuk hasil yang tidak ada hubungannya dengan saya, bahwa saya hanyalah sekrup yang bisa diganti," tulis posting itu.

"Saya menyadari kerja fisik semacam ini dengan rasa partisipasi sebenarnya memberikan nutrisi bagi kreasi. Karena melakukan hal-hal ini menyenangkan, semangat saya selalu terangkat," lanjutnya.