NATO Berencana Buka Kantor di Jepang: China Berang, Prancis Tak Terlalu Senang

VIVA Militer: Presiden Prancis, Emmanuel Macron
Sumber :
  • The Independent

Prancis – Prancis dikabarkan kurang antusias dengan proposal NATO yang berencana untuk membuka kantor penghubung mereka di Jepang, kata seorang pejabat, beberapa hari setelah presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan langkah itu akan menjadi "kesalahan besar".

Disinggung baru-baru ini oleh sekretaris jenderal NATO, Jens Stoltenberg, bahwa organisasi itu akan membuka kantor di Tokyo, yang pertama di Asia, sebagai tanggapan atas tantangan yang semakin meningkat yang ditimbulkan oleh China dan Rusia, melansir The Guardian.

Meningkatnya kerja sama militer antara Beijing dan Moskow di Asia-Pasifik digarisbawahi pada hari Selasa lalu, ketika militer Rusia dan China melakukan patroli bersama di Laut Jepang dan Laut China Timur, mendorong Korea Selatan dan Jepang untuk mengerahkan jet tempur sebagai tanggapan.

NATO

Photo :
  • 1486927

Patroli Rusia-China dimulai pada 2019 sebelum perang di Ukraina. Beijing dan Moskow menyatakan kemitraan “tanpa batas” mereka, adalah hasil dari perluasan hubungan bilateral yang dibangun sebagian atas rasa saling mengancam dari AS dan aliansi militer lainnya.

Meskipun ada seruan agar NATO bekerja lebih erat dengan sekutu di Asia timur laut, Prancis tampaknya enggan mendukung apa pun yang memicu ketegangan antara aliansi dan China.

“NATO Atlantik utara, dan pasal V dan pasal VI (dalam undang-undangnya) jelas membatasi ruang lingkup ke Atlantik utara,” kata seorang pejabat Prancis, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, melansir DW.

“Tidak ada kantor penghubung NATO di negara mana pun di kawasan ini. Jika NATO membutuhkan kesadaran situasional di kawasan itu, ia dapat menggunakan kedutaan yang ditunjuk sebagai titik kontak,” tambah pejabat itu, menanggapi sebuah artikel yang pertama kali diterbitkan di Financial Times.

Juru bicara pemerintah Jepang, Hirokazu Matsuno, menolak mengomentari pernyataan Macron yang dilaporkan, hanya mengatakan bahwa "berbagai pertimbangan" sedang dilakukan di dalam NATO.

Membuka kantor di Jepang akan membutuhkan persetujuan bulat dari Dewan Atlantik Utara, di mana Prancis dapat menggunakan hak vetonya untuk membatalkan rencana tersebut, menurut kantor berita Kyodo.

Beijing marah

Beijing bereaksi dengan marah atas proposal untuk kantor penghubung di Jepang, yang pertama kali dilaporkan bulan lalu. “Asia terletak di luar jangkauan geografis Atlantik Utara,” kata Wang Wenbin, juru bicara kementerian luar negeri China.

“Namun, kami telah melihat NATO bertekad pergi ke timur ke wilayah ini, mencampuri urusan regional dan menghasut konfrontasi blok.”

Dia mengatakan Jepang harus membuat "panggilan yang tepat" dan menahan diri dari melakukan apa pun yang "merusak rasa saling percaya antara negara-negara kawasan dan perdamaian serta stabilitas di kawasan".

NATO, awalnya dirancang sebagai organisasi keamanan transatlantik melawan blok Komunis era Soviet. Namun sekarang sedang berusaha untuk menentukan perannya dalam menghadapi kebangkitan China, sementara juga mendukung Ukraina melawan invasi Rusia.

Stoltenberg mengatakan pekan lalu bahwa “apa yang terjadi di Asia penting bagi Eropa, dan apa yang terjadi di Eropa penting bagi Asia, dan oleh karena itu semakin penting bahwa sekutu NATO memperkuat kemitraan kami dengan mitra Indo Pasifik kami.”

Tanpa mengatakan secara spesifik di mana, dia mencatat telah ada "permintaan" untuk memiliki kantor penghubung NATO "dan kami sedang mencari kemungkinan untuk mendirikan kantor tersebut."

VIVA

Photo :
  • 1312105

Dikabarkan, Macron secara pribadi keberatan dengan gagasan itu. Pada sebuah konferensi minggu lalu, dia memperingatkan bahwa memperluas geografi NATO akan menjadi "kesalahan besar". Para pejabat Prancis juga tidak senang karena isu tersebut muncul di media sebelum ada konsultasi penuh antara anggota NATO.

Macron awal tahun ini melakukan kunjungan kenegaraan untuk meningkatkan hubungan dengan China di bawah presiden Xi Jinping, secara kontroversial menyarankan setelah itu bahwa Eropa harus menjaga jarak dari ketegangan China-AS atas Taiwan.