Masih Mencekam, Bagaimana Nasib WNI yang Ambil Studi di Sudan?

Ratusan WNI menempuh perjalanan darat dari Ibu Kota Khartoum ke Port Sudan pada Minggu (23/4/2023), untuk kemudian dievakuasi ke Indonesia melalui Jeddah, Arab Saudi.
Sumber :
  • Antara/HO-KBRI Khartoum.

VIVA Dunia – Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali menjelaskan nasib studi mahasiswa asal Indonesia di Sudan yang terhenti akibat perang. Dia menuturkan bahwa jika kondisi sudah membaik, maka mahasiswa Indonesia dapat kembali menimba ilmu di Sudan. 

"Izinkan saya mengklarifikasi satu poin dan menegaskan kembali bahwa tidak ada perang saudara di Sudan," kata Yassir dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Rabu, 3 Mei 2023. 

Yassir menuturkan bahwa perang tersebut merupakan konflik antara militer dan kelompok paramiliter yang disebut Pasukan Pendukung Cepat (RSF). Dia menyebut konflik itu merupakan upaya kudeta terhadap pemerintah. 

Ratusan WNI yang dievakuasi dari Sudan diberangkatkan ke Indonesia dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi pada Kamis (27/4/2023).

Photo :
  • ANTARA/HO-KBRI Riyadh.

Dalam kesempatan yang sama, Dubes Sudan itu menjelaskan nasib studi mahasiswa Indonesia di kampus-kampus Sudan, hingga WNI yang sudah dievakuasi. 

Yassir menjelaskan bahwa mayoritas WNI yang telah dievakuasi itu awalnya berada di ibu kota Sudan, Khartoum. Dia berharap para mahasiswa Indonesia dapat kembali lagi ke Sudan setelah situasi membaik untuk menuntaskan studi. 

"Mereka sudah dievakuasi dengan Kedutaan Besar Indonesia di Khartoum. Saya berharap, jika kondisi sudah membaik, mereka bisa kembali lagi ke Sudan untuk menuntaskan studi," katanya. 

"Mereka belajar di beberapa universitas di Khartoum. Kita menerima banyak pelajar Indonesia, karena universitas kita cukup terkenal di kalangan Indonesia," ujarnya. 

Yassir juga mengatakan pemerintah Sudan berupaya memulihkan pelayanan di kampus-kampus yang ada, dan berharap kampus bisa beroperasi lagi dengan normal tiga atau empat bulan mendatang. 

"Pelayanan kampus sedang dipulihkan. Mahasiswa telah dievakuasi dengan aman dan pulang ke Jakarta. Mereka akan kembali ke Sudan secepat mungkin jika mereka berkenan untuk melanjutkan pendidikan mereka. Kami memprediksi situasi akan dapat kembali normal dan sekolah dapat berjalan normal kembali. Insyaallah balik normal tiga atau empat bulan lagi buat sekolah." 

Sebagai informasi, konflik antara Militer Sudan (SAF) dan Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF) terjadi sejak 15 April 2023. Selain itu, dilaporkan juga bahwa sekitar 559 orang meninggal dunia dan 4.000 lainnya alami luka-luka selama konflik yang pecah di negara tersebut.