Uni Eropa Tingkatkan Produksi Amunisi untuk Bantu Ukraina Lawan Rusia
- Pixabay
VIVA Dunia – Pihak eksekutif Uni Eropa (EU) ingin mengalokasikan lebih dari 500 juta euro (sekitar Rp8,11 triliun) untuk meningkatkan produksi amunisi guna membantu Ukraina serta mengisi kembali stok amunisi dari negara-negara anggota EU.
"Ketika berbicara tentang pertahanan, industri kami saat ini harus berubah ke mode ekonomi perang," kata Thierry Breton, komisioner untuk pasar internal EU, sebelum dikeluarkannya pernyataan resmi mengenai hal tersebut.
Di bawah rencana yang akan disampaikan kepada Komisi Eropa pada Rabu, 3 Mei 2023, EU akan memberikan subsidi kepada perusahaan persenjataan Eropa untuk investasi yang akan meningkatkan produksi amunisi dan rudal. Rencana tersebut memerlukan persetujuan dari pemerintahan negara-negara EU dan Parlemen Eropa agar dapat terwujud.
Skema yang ada adalah sepertiga bagian dari upaya EU yang lebih luas untuk memberikan amunisi dan senjata ke Ukraina, khususnya peluru artileri 155 milimeter, yang sangat diminta Kiev saat pertikaiannya melawan invasi Rusia telah menjadi sebuah perang berkepanjangan.
Sebagai bagian dari rencana mendorong 1 juta peluru ke Ukraina dalam jangka 12 bulan, EU telah setuju untuk menyisihkan 1 miliar euro (sekitar Rp16,24 triliun) untuk amunisi dan rudal yang akan dikirim negara-negara anggotanya ke Ukraina dari persediaan persenjataan mereka.
Selain itu, telah dialokasikan pula 1 miliar euro (sekitar Rp16,24 triliun) untuk pengadaan bersama untuk perlengkapan militer seperti itu. Namun, bagian dari rencana tersebut telah terhambat dengan perselisihan mengenai sejauh mana perlengkapan militer tersebut perlu diproduksi di Eropa.
Elemen termutakhir dari dorongan amunisi itu bertujuan memberikan insentif kepada perusahaan senjata untuk meningkatkan produksi mereka. Langkah itu akan menyisihkan 500 juta euro (sekitar Rp8,11 triliun) dari anggaran EU untuk membiayai sebagian proyek yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas tersebut.
Langkah tersebut juga akan membuat dana tunai pembangunan regional EU, yang dikenal sebagai dana kohesi, serta dana pemilihan pandemi coronavirus agar dapat digunakan untuk proyek seperti itu. Breton menyatakan EU memiliki basis industri yang substansial untuk produksi amunisi tetapi "tidak dalam skala hari ini guna memenuhi kebutuhan keamanan dari Ukraina dan negaranegara anggota kami".
"Kami dapat dan harus bisa merevitalisasi ini untuk beradaptasi terhadap kebutuhan konflik berintensitas tinggi," kata Breton. (Ant/Antara)