Konflik Makin Memburuk, 100 Ribu Orang Diperkirakan Telah Tinggalkan Sudan
- Planet Labs PBC via AP.
VIVA Dunia – Konflik di Sudan kian mengkhawatirkan, PBB memprediksi bahwa lebih dari 100.000 orang telah meninggalkan Sudan sejak pertempuran sengit pecah antara dua faksi militer, pada 15 April 2023. Para pejabat PBB memperingatkan adanya malapetaka besar jika pertempuran tidak berakhir.
Pertempuran berlanjut di ibu kota, Khartoum, antara tentara dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter, meskipun gencatan senjata akan diberlakukan. Upaya diplomatik juga sedang ditingkatkan untuk mencoba dan membawa pihak yang bertikai ke meja perundingan.
Pada hari Selasa, 2 Mei 2023, kementerian luar negeri Sudan Selatan mengatakan tentara dan RSF telah menyetujui untuk gencatan senjata tujuh hari, mulai dari 4 Mei, dan telah berjanji untuk mengirim perwakilan mereka untuk pembicaraan.
Pernyataan itu muncul sehari setelah utusan khusus PBB untuk Sudan, Volker Perthes, mengatakan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk merundingkan gencatan senjata yang stabil dan dapat diandalkan.
"Arab Saudi adalah tempat potensial untuk pembicaraan," kata Volker, dikutip dari BBC Internasional, Rabu, 3 Mei 2023.
Jika pembicaraan terjadi, itu akan menjadi pertemuan pertama antara kedua belah pihak sejak konflik dimulai.
"Lebih dari 500 orang tewas dan lebih dari 4.000 orang terluka dalam pertempuran itu," menurut kementerian kesehatan Sudan.
Serangkaian gencatan senjata juga gagal, dengan militer terus menggempur Khartoum dengan serangan udara untuk melemahkan RSF. Kelompok paramiliter mengatakan telah menembak jatuh jet tempur MiG, tetapi tidak ada konfirmasi independen atas klaim tersebut.
Pertempuran sengit juga terjadi di Darfur di Sudan barat. Juru bicara badan pengungsi PBB Olga Sarrado mengatakan bahwa total 100.000 orang termasuk orang-orang dari Sudan, warga Sudan Selatan yang pulang, dan orang-orang yang sudah menjadi pengungsi di Sudan, telah melarikan diri dari pertempuran.
"Pengungsi juga telah melarikan diri melewati perbatasan Sudan dengan Mesir di utara dan Chad di barat," pungkas Olga.