5 Fakta Sekte Sesat di Kenya, Mati Kelaparan untuk Bertemu Tuhan
- The Guardian
VIVA Dunia – Insiden sekte sesat di Kenya sungguh mengerikan. Para pengikut ini rela mati kelaparan demi bertemu dengan Yesus.
Kepolisian Kenya menemukan 21 jasad manusia yang diduga sebagai korban sekte sesat di negara itu. Mereka ditemukan meninggal dunia dalam kondisi kelaparan di tengah hutan Shakahola. Para korban dicurigai berpuasa ekstrem dengan tujuan agar dapat "bertemu Yesus". Berikut deretan fakta yang VIVA rangkumkan dari berbagai sumber:
1. Korban 90 Jiwa, 213 Lainnya Masih Menghilang
Korban tewas sekte sesat Kenya bertambah menjadi 90 jiwa, sementara 213 orang lainnya masih dilaporkan hilang. Menteri Dalam Negeri Kenya, Kithure Kindiki, mengonfirmasi jumlah itu usai polisi menemukan 17 mayat tambahan di Malindi.
Dia juga mengatakan sebanyak 34 orang berhasil diselamatkan dalam keadaan kelaparan di peternakan. Sementara itu, Palang Merah Kenya melaporkan 213 orang lainnya masih hilang.
Kindiki berkata pasukan keamanan akan meningkatkan pencarian dan misi penyelamatan untuk menyelamatkan lebih banyak korban.
"Seluruh 800 acre (320 hektare) bidang tanah yang merupakan bagian dari peternakan Shakahola dengan ini dinyatakan sebagai daerah terganggu dan zona operasi," ujar Kindiki, seperti dikutip The Guardian, Jumat, 28 April 2023.
2. Sekte Sesat Dipimpin Paul Makenzie Nthenge
Para korban itu merupakan pengikut Paul Makenzie Nthenge, seorang pendeta pengikut sesat Good News International Church. Nthenge dilaporkan menyuruh para pengikutnya untuk berpuasa agar dapat bertemu dengan Yesus.
Nthenge sebenarnya sudah menyerahkan diri ke kepolisian. Ia lantas didakwa setelah dua pengikutnya yang masih anak-anak dilaporkan mati kelaparan di bawah pengawasan orang tuanya.
Namun, dia sempat dibebaskan dengan jaminan 100 ribu shilling Kenya atau setara Rp 11,1 juta. Namun, kepolisian kemudian menahan Nthenge pada 15 April. Demikian informasi yang diperoleh media dari pihak sumber kepolisian Kenya.
3. Korban Adalah Jamaaah Good News International Church
Nthenge mendirikan Good News International Ministries pada 17 Agustus 2003. Gereja ini memiliki cabang di berbagai daerah Kenya, yakni Nairobi, Watamu, Malindi, Kitale, Machakos, Naivasha, Mombasa, Mwea, Lunga Lunga, dan Matano manne.
Kantor pusat Good News International Church berlokasi di daerah Malindi Furunzi. Pelayanan ibadah telah berkembang hingga sekarang memiliki jemaat lebih dari 1.000 orang di gereja Malindi dan lebih dari 3.000 orang di semua cabang.
Misi dari pelayanan ini adalah memelihara umat beriman secara holistik dalam semua hal spiritualitas Kristen saat mempersiapkan diri untuk kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali melalui pengajaran dan penginjilan.
Mereka menayangkan program injil 'Pesan Akhir Zaman' setiap Senin sampai Jumat pukul 08.00-09.00 pagi waktu setempat. Sedangkan pada akhir pekan tayang pukul 08.00 - 09.00 pagi dan 20.00-21.00 malam.
4. Korban Ditemukan di Hutan
Total 21 korban yang ditemukan merupakan hasil dari penggalian yang dilakukan kepolisian Kenya di salah satu hutan di Shakahola dalam beberapa hari belakangan. Kepolisian menduga terdapat lebih banyak korban lainnya.
"Kami bahkan belum menggali lebih dalam, yang memberikan indikasi kuat akan lebih banyak jasad ditemukan di akhir operasi ini," kata sumber itu.
5. Sidang Nthenge Akan Digelar 2 Mei
Nthenge dijadwalkan menjalani proses persidangan pada 2 Mei mendatang.
"Pastor ini harus menghadapi semua dakwaan meski ia sudah melakukan mogok makan, dan mengatakan dia berdoa dan berpuasa di tahanan," ucap sumber kepolisian itu.
Sementara itu, 11 pengikut Nthenge, tujuh laki-laki dan empat perempuan, sedang dalam perawatan di rumah sakit setelah diselamatkan pada 14 April lalu. Tiga di antaranya dalam kondisi kritis.