Selesai Latihan Tempur, Militer China Ngaku Siap Perang Lawan Taiwan
- newsweek.com
VIVA Dunia – Militer China, pada Senin, 10 April 2023, menyatakan bahwa pihaknya siap untuk berperang, setelah menyelesaikan tiga hari latihan tempur skala besar di sekitar Taiwan. Latihan militer tersebut dilakukan sebagai tanggapan atas perjalanan presiden Taiwan ke AS pada minggu lalu.
"Pasukan tempur siap berperang setiap saat dan dapat berperang kapan saja untuk menghancurkan segala bentuk kemerdekaan Taiwan dan upaya campur tangan asing," kata militer China, dikutip dari AP, Selasa, 11 April 2023.
Latihan itu serupa dengan yang dilakukan oleh China pada Agustus lalu, ketika meluncurkan serangan rudal ke laut di sekitar Taiwan sebagai respons atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan. Namun, serangan itu lebih kecil dan tidak terlalu mengganggu.
Pakar militer mengatakan latihan itu berfungsi sebagai intimidasi dan sebagai kesempatan bagi pasukan China untuk berlatih menyegel Taiwan, dengan memblokir lalu lintas laut dan udara. Selain itu, ini merupakan opsi strategis penting yang mungkin dilakukan militer China jika menggunakan kekuatan militer untuk merebut Taiwan.
Tindakan China terhadap Taiwan mengikuti misi rumit Presiden Tsai Ing-wen untuk menopang aliansi diplomatik Taiwan yang semakin menipis di Amerika Tengah dan meningkatkan dukungan AS. Bahkan, Tsai juga melakukan perjalanan yang diakhiri dengan melakukan pertemuan dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California. Delegasi kongres AS juga bertemu dengan Tsai selama akhir pekan di Taiwan setelah dia kembali.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby menegaskan kembali posisi pemerintahan Presiden Joe Biden terhadap Taiwan.“Tidak ada alasan untuk bereaksi dengan cara apapun secara militer. Tidak ada alasan ketegangan di Selat Taiwan berubah menjadi konflik apa pun,” katanya.
Namun, China menanggapi pertemuan keduanya itu dengan memberlakukan larangan perjalanan dan sanksi keuangan terhadap mereka yang terkait dengan perjalanan Tsai ke AS, dan dengan peningkatan aktivitas militer selama akhir pekan.
“China ingin menggunakan setiap peningkatan interaksi diplomatik antara AS dan Taiwan sebagai alasan untuk melatih militernya,” kata Kuo Yu-jen, pakar studi pertahanan dan direktur Institute for National Policy Research di Taiwan.
Beijing mengatakan hubungan antara pejabat asing dan pemerintah Taiwan akan mendorong warga Taipei, yang menginginkan kemerdekaan formal, yang dianggap bahwa langkah itu akan mengarah pada perang.