Viral Video Hujan Cacing yang Terjadi di China

Hujan cacing di Beijing, China
Sumber :
  • Rio Times

VIVA Dunia – Sudah dua hari, warga di China, lebih tepatnya di Provinsi Liaoning diperingatkan untuk membawa payung jika keluar rumah. Bukan, kota itu bukan dilanda hujan air yang deras, melainkan ulat-ulat kecil-sedang yang berjatuhan dari langit.

Dalam video yang beredar, warga di Liaoning, China, melansir New York Post, tampak seperti biasa, hanya berjalan dengan membawa payung ditangan mereka, seperti tak terganggu. 

Video viral di internet itu menunjukkan daerah itu tampaknya dihujani ribuan cacing-cacing yang turun dari langit, terlihat berceceran di seluruh jalanan dan mobil.

Video tersebut memperlihatkan warga menutupi diri mereka dengan payung saat mereka menjalani rutinitas dan berjalan-jalan.

Sementara penyebab bencana makhluk berlendir itu belum terungkap, jurnal ilmiah Mother Nature Network menyatakan bahwa hewan itu terjatuh setelah tersapu angin kencang. Media ilmiah tersebut juga mencatat bahwa jenis kejadian ini terjadi setelah badai ketika serangga terperangkap dalam pusaran air.

Teori lain menyatakan bahwa cacing itu sebenarnya adalah bunga poplar, pohon tulip yang mekar menyerupai binatang menggeliat.

Bulan purnama pertama yang muncul di bulan Maret terkadang disebut bulan cacing penuh karena fenomena ini.

Namun, hingga kini berwenang China tampaknya belum memberikan penjelasan secara resmi tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Banyak netizen yang tercengang oleh masalah di Beijing saat ini, dengan satu orang menyatakan: "Ini bukan cacing atau hewan, tetapi tangkai bunga yang jatuh dari pohon."

Hujan cacing di Beijing, China

Photo :
  • Rio Times

Orang lain mengklaim bahwa video itu palsu dan terlihat seperti lelucon. “Fenomena aneh,” seorang pengguna menambahkan, dengan pertimbangan lain, “Jika saya mau melakukan bisnis saya pada hari biasa di China dan tiba-tiha mulai hujan cacing, maka saya akan mati saja," tulis lainnya. 

Peristiwa aneh serupa sempat terjadi Desember lalu di Florida, ketika diyakini bahwa ulat-ulat itu tersapu dari pepphonan saat hujan turun sangat deras, karena suhu yang lebih dingin.

Insiden tersebut dikabarkan tidak jarang saat cuaca dingin melanda negara bagian itu. Saat suhu turun, hewan yang bernapas dari kulitnya itu menjadi kaku dan jatuh ke tanah.