Benarkah Pemerintahan Korea Selatan Sempat Distir Oleh Sekte Sesat?
- The New York Times
VIVA Dunia – Pembahasan mengenai sekte-sekte atau cult sesat di Korea Utara makin memanas, setelah Netflix mengeluarkan sebuah serial dokumenter yang memiliki 8 episode berjudul In the Name of God: The Holy Betrayal pekan lalu.
Pembahasan mengenai sekte sesat di Korsel memang bukan berita baru. Dalam serial tersebut, nama-nama sekte seperti Jesus Morning Star atau JMS , Taman Bayi, Five Oceans, dan Marmin Central Church juga disebutkan.
Namun, beberapa tahun lalu, salah satu sekte sesat bernama Yeongsegyo bahkan disebut-sebut sempat menjadi "pemerintah bayangan" di Korsel, karena diisukan menyetir pemerintah Korsel.
Isu ini diperkuat karena, pada saat itu mantan presiden Korea Selatan yang saat itu berkuasa, Park Geun Hye, menjalin hubungan yang sangat dekat dengan Choi Soon Sil, putri pendiri dari pendiri sekte Yeongsegyo, Choi Tae Min.
Meski pihaknya menyatakan bahwa Soon Sil sudah tak terkait lagi dengan sekte Yeongsegyo, Namun, menurut laporan media The Korea Times, menyebut Soon Sil sebenarnya sudah menggantikan mendiang sang ayah sebagai ketua sekte itu Yeoungsegyo.
Bahkan, Soon Sil pernah melakukan korupsi dengan uang pemerintah, melalui sebuah organisasi nirlaba yang ia dirikan pada Oktober 2015 yang berhasil mengumpulkan dana $43 juta hanya dalam waktu kurang dari 48 jam.
Belakangan terungkap bahwa dia menggunakan hubungannya dengan mangan presiden Park untuk menggertak uang dari konglomerat paling kuat di negara itu.
Skandal itu berubah menjadi makin panas saat 2016 seorang pria pendamping Soon Sil, mantan pemain anggar profesional bernama Ko Young Tae, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa hobi favorit Soon Sil adalah mengedit pidato presiden, menyiratkan tingkat pengaruh yang besar posisi Soon Sil didalam pemerintahan mantan presiden Park.
Namun, hal ini tentu ditepis oleh pihak Park. "Anda pasti gila untuk mempercayai ini," kata kepala staf Park.
Tetapi salinan pidato presiden Park dan catatan rapat kabinet kemudian ditemukan tersimpan di tablet milik Soon Sil dan menggemparkan Korsel.
Ayah Choi Soon Sil, Choi Tae-min, adalah pendiri kultus perdukunan Kristen semu. Dikabarkan mantan presiden Park adalah salah satu pengikutnya yang dicuci otak, memiliki komplotan rahasia yang dikenal sebagai 'Delapan Peri' yang menjalankan urusan negara, dan bahwa Park melakukan ritual kultus selama pelantikannya dan memasukkan mantranya dalam pidatonya.
Park juga diduga mengubah segel Badan Intelijen Nasional menjadi naga karena naga dipuja oleh anggota kultus tersebut. Tak sampai disitu, ada tuduhan bahwa Choi Soon Sil telah menggunakan anggaran Olimpiade Musim Dingin 2018 sebagai dana gelap, bahwa dia membuat kesepakatan senjata dan perjanjian dengan negara asing, mengontrol seluruh kementerian budaya Korsel.
Hal ini menjadi skandal kepresidenan Korsel dan bahkan tertulis di Wikipedia.
Pada tanggal 31 Oktober 2016, ia bertemu dengan jaksa, mengatakan kepada wartawan "Mohon maafkan saya. Saya minta maaf. Saya melakukan dosa yang setimpal dengan hukuman mati".
Choi Soon Sil ditahan dan dipenjarakan pada tanggal 3 November 2016 atas tuduhan menjual pengaruh dan kegiatan lainnya yang telah memicu skandal politik yang telah mengancam kepemimpinan Park. Penahanan Choi Soon Sil dilakukan karena banyak anggota parlemen oposisi menuntut agar jaksa menyelidiki Park atas skandal itu.