10 Aturan Baru Pangeran MBS Bikin Arab Saudi Lebih Sekuler

Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman alias MBS
Sumber :
  • Bandar Aljaloud/Saudi Royal Palace via AP, File

VIVA Dunia – Sejak Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) didapuk sebagai Perdana Menteri Arab Saudi sekaligus Ketua Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan, kekuasaan dan pengaruhnya semakin kokoh sebagai pewaris tahta Dinasti Saud. 

Dibawah bayang-bayang Raja Salman bin Abdulaziz, Pangeran MBS memegang kendali atas perubahan signifikan di Arab Saudi atas aturan-aturan konservatif selama bertahun-tahun. Banyak aturan yang dirubah oleh Pangeran MBS. Termasuk reformasi yang dianggap lebih terbuka, namun tidak lepas dari kontroversi.

Tidak hanya mengganti aturan mengenai hak-hak perempuan, MBS juga melonggarkan batasan agama yang membentuk masyarakat Islam konservatif selama beberapa dekade.  

Dia juga berusaha untuk mengurangi ketergantungan eksportir minyak mentah dan mendefinisikan kembali posisinya di dunia. MBS mendorong pembangunan di sektor-sektor baru seperti pariwisata, sambil meningkatkan represi politik.  

Pendukungnya mengatakan ambisinya yang berani dan tangan besi adalah yang dibutuhkan untuk menyelamatkan ekonomi yang tidak berkelanjutan di negara itu.

Namun, para pengkritiknya justru mengatakan bahwa MBS seperti diktator, haus kekuasaan, dan sembrono.

Mengenai aturan yang kontroversi, berikut kebijakan baru dari Pangeran MBS yang merubah Arab Saudi di mata dunia:

1. Mengizinkan Wanita Berbikini

Kerajaan ultra-konservatif Arab Saudi telah mengumumkan pembangunan resor mewah di Laut Merah, di mana wanita akan diizinkan mengenakan bikini alih-alih harus menutupi seluruh tubuh mereka.

"Resor tersebut akan diatur oleh undang-undang yang setara dengan standar internasional," kata pemerintah Arab Saudi, dikutip dari USA Today, Jumat, 10 Maret 2023.

Resor ini akan mencakup 50 pulau dan diharapkan dapat menarik turis dari seluruh dunia di tengah pembatasan visa yang longgar.

2. Izinkan Miras

Dilansir dari Times of Israel, Arab Saudi akan mengizinkan alkohol dengan menawarkan minuman keras di resor baru yang dijadwalkan dibuka tahun depan.

Mengutip sumber yang mengetahui proyek tersebut, bahwa resor akan menyajikan anggur, koktail, dan sampanye.

Ini akan menandai pertama kalinya alkohol diizinkan untuk dijual di kerajaan Islam, di mana kepemilikan atau penjualan alkohol saat ini dilarang dan dapat dihukum penjara, denda atau bahkan hukuman cambuk.

Resor ini akan berlokasi di pulau Sindalah dan merupakan bagian dari megacity Laut Merah Neom, bagian dari upaya Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk mendiversifikasi ekonomi negara Teluk yang bergantung pada minyak itu.

3. Perempuan Diizinkan untuk Mengemudi

Wanita di Arab Saudi. Image via: The Week UK

Photo :
  • U-Report

Melansir dari Al Jazeera, pada 2018, Arab Saudi mengizinkan perempuan untuk mengemudi, sebuah langkah progresif untuk hak-hak perempuan di kerajaan tersebut.

MBS umumnya dipandang sebagai kekuatan utama di balik keputusan tersebut, tetapi kelompok aktivis hak asasi manusia Saudilah yang pertama kali memperjuangkan hak untuk mengemudi kembali pada tahun 1990-an dan terus mendorong hak tersebut secara terbuka sejak saat itu.

Namun, MBS membantah hal itu dengan mengatakan, "bukan wanita yang meminta hak untuk mengemudi. Tidak ada hubungannya sama sekali dengan itu.”

4. Perempuan Boleh Hidup Sendiri dan Nonton Bioskop

Arab Saudi akan mengizinkan perempuan untuk hidup sendiri tanpa izin dari wali laki-laki. Aturan ini mengakhiri aturan yang mengundang kecaman dari aktivis hak asasi manusia internasional.

Menurut media Independent, wanita lajang, bercerai atau janda kini dapat hidup mandiri tanpa izin dari wali laki-laki.

5. Perempuan Boleh Ganti Nama Tanpa Izin Wali

Wanita Saudi dapat mengajukan perubahan resmi atas nama mereka tanpa persetujuan wali.

Badan Urusan Sipil Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, mengatakan seorang pria atau wanita Saudi dapat mengubah data mereka termasuk nama keluarga, anak-anak dan status sosial dengan mengunjungi salah satu cabangnya.

"Nama seorang wanita dapat diubah tanpa merujuk pada walinya dengan membuat janji temu melalui situs web resmi dan memeriksa prosedur terkait," kata kementerian itu, dikutip dari Gulf News.

Kementerian Dalam Negeri Saudi baru-baru ini juga menaikkan batas usia untuk mengubah nama depan seseorang dari 15 menjadi 18 tahun.  

6. Perempuan Diizinkan Masuk Militer

Melansir dari Middle East Eye, Arab Saudi mengumumkan akan mengizinkan perempuan untuk bekerja di militer. Ini merupakan aturan perdana dalam sejarah negara itu.

Sebuah keputusan yang dikeluarkan kerajaan itu mengatakan bahwa angkatan darat, angkatan laut, angkatan udara, pertahanan rudal, dan korps medis akan membuka perekrutan untuk wanita hingga tingkat bintara.

"Akan ada batasan usia dan tinggi yang terpisah, wanita harus memiliki tinggi minimum 1,55 m dibandingkan dengan 1,6 m untuk pria, dan harus berusia antara 21 dan 40, dibandingkan dengan 17 hingga 40 untuk pria."

7. Izinkan Pesta Halloween

Perayaan Halloween di Arab Saudi

Photo :
  • Twitter @BlvdRuhCity

Arab Saudi pada tahun lalu, menjadi tuan rumah sebuah acara untuk merayakan festival Halloween. Ini merupakan aturan awal yang sebelumnya pernah dilarang di negara itu. 

Dijuluki "Scary Weekend", pesta Halloween itu berlangsung di Riyadh's Boulevard, orang-orang yang bersuka ria mengenakan kostum dan pakaian mewah yang menyeramkan. Mereka juga berpose untuk foto-foto dan dibagikan secara luas di media sosial.  

Melansir dari Middle East Monitor, acara tersebut diadakan sebagai bagian dari Riyadh Season yang sedang berlangsung di ibukota Saudi.

Namun, perayaan di kerajaan yang telah lama digambarkan sebagai "ultra konservatif", itu telah menuai kritik dari beberapa pengguna media sosial Muslim karena mengizinkan festival non-Muslim.

8. Turis Asing Bukan Muhrim Boleh Menginap Sekamar

Arab Saudi melegalkan wanita dan pria asing yang bukan muhrim tinggal bersama selama berlibur di negara kerajaan. Aturan yang sebelumnya dilarang keras ini telah dilegalkan Saudi demi menarik minat wisatawan internasional.

Aturan itu masuk dalam bagian aturan visa baru Arab Saudi pada 2019. Turis yang bukan muhrim, atau belum menikah boleh menginap dalam satu kamar. Tentu izin itu hanya berlaku bagi mereka yang non-muslim. 

"Semua warga negara Arab Saudi (masih) diminta menunjukkan kartu keluarga atau bukti hubungan saat check in ke hotel. Ini tidak diperlukan untuk turis asing," kata Komisi Pariwisata dan Warisan Nasional Saudi.
  
Kebijakan baru itu pun mengubah aturan lama, di mana dahulu turis asing harus dapat menyediakan bukti berupa surat nikah untuk dapat tidur sekamar.

Fakta menarik lainnya, tak hanya turis asing yang mendapat kemudahan baru tersebut. Kini kaum wanita Arab Saudi juga diperbolehkan untuk menyewa kamar hotel sendirian.

Padahal, sebelumnya wanita harus didampingi oleh pria dewasa untuk dapat menyewa kamar hotel.

9. Konser Musik dengan Penonton Pria-Wanita Berbaur

Konser Musik

Photo :
  • Aljazeera

Arab Saudi menggelar pesta musik elektronik "MDLBeast Soundstorm 2021" yang berlangsung spektakuler selama empat hari di Riyadh, Arab Saudi . Festival ini hanya berhenti 15 menit saat waktu azan dan salat lima waktu. 

Festival "MDLBeast Soundstorm" dimulai sejak 16 Desember dan berakhir 19 Desember 2021. Para penonton pria dan wanita bercampur, menyanyi dan bergoyang mengikuti para penghibur di atas panggung. 

Mereka juga datang dengan busana skinny jeans robek dan sepatu bot, busana yang tak umum digunakan di wilayah Kerajaan Islam.

Festival musik elektronik ini bagian dari reformasi di kerajaan konservatif di bawah Putra Mahkota Mohammed bin Salman. 
 
Salah satu anggota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Saud Al-Saud, mengungkapkan bahwa MLDBeast Soundstorm ini sangat luar biasa. Ia mengaku bahwa suasanannya bahkan seperti bukan di Arab Saudi.

"Musiknya luar biasa dan sangat menakjubkan melihat begitu banyak orang bersenang-senang," ujarnya

10. Kewenangan Polisi Syariat Dipangkas

Kewenangan polisi syariah yang dulunya adalah komisi penegak kebajikan dan pencegahan kejahatan -- dikenal paling galak dan ditakuti warga Arab Saudi, kini tak bertaji. 

Pembatasan kewenangan polisi syariah ini bagian dari reformasi yang signifikan dan radikal dari Putra Mahkota Arab Mohammed bin Salman (MbS), telah menggeser Saudi dari yang dulunya pernah sangat konservatif, kini menjadi sekuler.  

Polisi syariah atau biasa disebut dengan mutawa, sebelumnya bertugas untuk menegakkan aturan pada hukum moral Islam. Aturan-aturan tersebut termasuk pengawasan terhadap tindakan apa pun yang dianggap tidak bermoral, mulai dari penjualan narkoba hingga penyelundupan bajakan.

Mereka juga kerap ditugaskan untuk memantau perilaku sosial termasuk pembatasan terhadap laki-laki dan perempuan.

Beberapa pembatasan tersebut kini diketahui telah dilonggarkan, terutama untuk hak-hak perempuan. Dengan pelonggaran tersebut, perempuan kini diperbolehkan untuk mengemudi, menghadiri acara olahraga dan konser bersama laki-laki, dan mendapatkan paspor tanpa persetujuan wali laki-laki.