Israel Bersiap Gempur Fasilitas Nuklir Iran, Bakal Lebih Parah dari Perang Rusia-Ukraina
- Ronen Zvulun/Pool Photo via AP
VIVA Dunia – Israel sedang mempersiapkan militernya untuk menyerang fasilitas nuklir Iran setelah serangkaian pertemuan rahasia antara perdana menteri Israel dan para pemimpin dari kementerian pertahanan dan intelijen negara itu, menurut sebuah laporan.
"Israel tidak akan membiarkan Iran menjadi negara nuklir," kata Brigadir Jenderal (Cadangan) Amir Avivi, pendiri dan ketua Forum Keamanan Pertahanan Israel.
Dia menambahkan bahwa dengan pengayaan tingkat senjata, Israel sedang mempersiapkan opsi militernya yang kredibel untuk menyerang Iran.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan lima pertemuan dengan kepala pertahanan dan intelijennya, serta kepala Mossad, untuk membahas kemungkinan serangan itu, menurut laporan yang bocor tersebut.
Ketegangan antara Israel dan Iran telah berkobar dalam beberapa pekan terakhir setelah serangan pesawat tak berawak menghantam fasilitas militer Iran, dengan klaim menunjukan bahwa rezim Israel bertanggung jawab atas upaya tindakan agresi tersebut.
Israel telah secara teratur menyoroti tentang program nuklir Iran, dan menurut laporan tersebut, rencana ini untuk mendorong sekutu Barat agar bertindak lebih dulu, daripada membiarkan Israel bertindak sendiri.
"Satu-satunya hal yang bisa menghentikan negara nakal mengembangkan senjata nuklir adalah ancaman militer yang kredibel atau tindakan militer yang kredibel," kata Netanyahu pada konferensi keamanan nasional, dikutip dari Fox News, Jumat, 24 Februari 2023.
Kondisi yang diperlukan adalah aksi militer yang kredibel, menurut Natanyahu. "Semakin lama Anda menunggu, semakin sulit jadinya. Kami telah menunggu sangat lama."
Pemerintahan Biden telah berusaha untuk menghidupkan kembali Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), yang juga dikenal sebagai kesepakatan nuklir Iran.
Avivi, mantan pejabat pertahanan Israel, memperjelas bahwa nuklir Iran tidak akan menjadi ancaman bagi Israel saja, tetapi pada akhirnya akan menggoyahkan seluruh Timur Tengah dan menantang tatanan dunia yang didominasi AS.
"Saya percaya bahwa mencegah nuklir Iran adalah prioritas global, yang harus dicapai di bawah kepemimpinan Amerika, berdasarkan rencana militer yang kredibel dan sanksi yang melumpuhkan," kata Avivi.
"Jika negara-negara di dunia gagal mengambil tindakan terhadap Iran, Israel tidak akan punya pilihan selain bertindak sendiri untuk melindungi keberadaannya," lanjut Avivi.
"Dampak regional dan global dari konfrontasi antara Iran dan Israel akan mencapai lebih jauh dari perang di Ukraina, dan kemungkinan besar akan menantang stabilitas global pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkapnya
Dibantah Iran
Iran sebelumnya membantah sejumlah laporan yang menuduhnya melakukan pengayaan uranium hingga 84 persen sehingga hampir mendekati tingkat pengayaan untuk senjata nuklir yang biasanya sekitar 90 persen.
Republik Islam Iran sejak April 2021 memperkaya uranium hingga tingkat kemurnian 60 persen. Sejak tiga bulan lalu Iran melakukan pengayaan ke tingkat itu di lokasi kedua di Fordow yang berada di bawah sebuah gunung.
"Sejauh ini kami belum mengupayakan pengayaan di atas 60 persen. Adanya partikel di atas 60 persen pengayaan, bukan berarti produksi pengayaan di atas 60 persen," kata juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi, pada Senin, seperti dilaporkan Kantor Berita IRNA.
Pada Minggu, Bloomberg News memberitakan bahwa para pemantau dari badan pengawas nuklir PBB pekan lalu menemukan pengayaan uranium pada tingkat 84 persen.
Kamalvandi menyebut laporan tersebut "fitnah" dan memutarbalikkan fakta.