Penuh Kehati-hatian Presiden Filipina Buka Perjanjian Militer dengan Jepang
- Presidential Communications Office FPhilipine
VIVA Dunia – Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan, Filipina miliki Kesepakatan Kunjungan Pasukan (VFA) dengan Jepang. kesepakatan itu meningkatkan keamanan maritim dan memastikan perlindungan yang lebih luas bagi nelayan Filipina. Namun, kata Marcos, akan berhati-hati dalam membuat kesepakatan dengan Tokyo.
"Sebab kami tidak ingin tampak provokatif," katanya.
Melansir SBS Filipino, Rabu, 15 Februari 2023, kunjungan pertama Marcos ke Jepang sejak pertimbangan dilakukan setelah ia mengizinkan Amerika Serikat (AS) mengakses pangkalan militer Filipina berdasarkan VFA. Langkah yang menurut China merusak stabilitas dan meningkatkan ketegangan di suatu tempat.
VFA menyediakan peraturan pada AS menarik dan menempatkan pasukannya ke Filipina untuk latihan. "Bila itu membantu Filipina dalam hal perlindungan, contohnya untuk nelayan kami, melindungi teritorial maritim kami, saya tidak melihat mengapa kami tidak mengadopsinya (VFA)," kata Marcos sebelum kembali ke Filipina.
Kunjungan lima hari Marcos untuk meningkatkan hubungan keamanan dengan Tokyo yang bulan Desember lalu mengumumkan anggaran pertahanan terbesar sejak Perang Dunia II. Sebagai respon atas agresivitas China di wilayah kawasan.
Marcos dan Perdana Menteri Fumio Kishida menyepakati perjanjian yang mengizinkan angkatan bersenjata kedua negara bekerja sama dalam bencana alam.
Kesepakatan ini dinilai sebagai langkah maju untuk kesepakatan yang lebih luas yang mengizinkan kedua negara saling mengerahkan pasukan ke wilayah masing-masing.
"Saya selalu memikirkan perlindungan yang dibutuhkan nelayan kami, kami harus menunjukkan dengan jelas kami berpatroli di perairan kami dan memastikan wilayah maritim kami diakui dengan jelas," kata Marcos.
Filipina memiliki VFA dengan AS sementara Tokyo memiliki VFA dengan Australia dan Inggris. Jepang juga merupakan negara yang paling banyak menampung pasukan AS.
Pada bulan Oktober lalu militer Jepang menggelar latihan gabungan dengan AS dan Filipina. Kehadiran militernya di Filipina dapat membantu menangkal pengaruh China di Laut China Selatan yang diklaim Beijing sebagai bagian dari wilayahnya.
Kishida berkata, Filipina dan Jepang kesulitan untuk mencoba dan membentuk kerangka kerja yang akan "memperkuat dan memfasilitasi proses latihan gabungan."
Dalam wawancaranya dengan Nikkei, Marcos mengatakan, negaranya dapat terseret dalam konflik yang mungkin pecah di Taiwan Selatan. Karena posisinya yang dekat dengan Taiwan yang diklaim China sebagai bagian dari teritorinya.
"Ketika kami melihat situasi di wilayah itu, terutama ketegangan di Selat Taiwan, hanya dengan melihat lokasi geografis kami, ternyata terjadi konflik di wilayah itu, sangat sulit membayangkan di mana Filipina tidak terlibat," kata Marcos.