Gempa Turki, Seorang Wanita Berhasil Diselamatkan Setelah Seminggu Terjebak di Reruntuhan
- AP Photo/Kamran Jebreili.
VIVA Dunia – Tim penyelamat berhasil menarik seorang wanita hidup-hidup dari puing-puing bangunan yang runtuh di Turki, pada Senin, 13 Februari 2023. Wanita tersebut berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup, seminggu setelah gempa besar melanda Turki dan Suriah yang menewaskan lebih dari 33.000 orang.
Sibel Kaya, diselamatkan di provinsi Gaziantep selatan, sekitar 170 jam setelah gempa pertama dari dua gempa melanda wilayah itu.
Dilansir dari NDTV, Senin, 13 Februari 2023, petugas penyelamat di Kahramanmaras juga melakukan kontak dengan tiga orang yang selamat, yang diyakini sebagai ibu, anak perempuan dan bayi mereka, yang berada di reruntuhan sebuah bangunan.
Jumlah korban tewas akibat gempa di kedua negara itu naik di atas 33.000 jiwa, pada hari Minggu, 12 Februari 2023, dan jumlah tersebut akan terus bertambah. Gempa Turki merupakan gempa paling mematikan di Turki sejak 1939.
Pada hari Minggu, tim penyelamat dari Rusia, Kyrgyzstan dan Belarusia menarik seorang pria hidup-hidup dari sebuah bangunan yang runtuh di Turki, sekitar 160 jam setelah gempa melanda, kata Kementerian Situasi Darurat Rusia.
"Pekerjaan penyelamatan untuk mengeluarkan pria itu dari puing-puing berlangsung lebih dari empat jam," kata kementerian itu di platform pesan Telegram.
"Pekerjaan itu dilakukan pada malam hari dengan risiko nyawa yang berasal dari kemungkinan runtuhnya struktur bangunan."
Di distrik pusat salah satu kota terparah, Antakya di Turki selatan, pemilik bisnis mengosongkan toko mereka untuk mencegah barang dagangan dicuri oleh penjarah. Penduduk dan pekerja bantuan yang datang dari kota-kota lain menyebutkan kondisi keamanan di Turki mulai memburuk, dengan banyaknya laporan perampokan.
Mengenai kejadian tersebut Presiden Turki, Tayyip Erdogan, menegaskan bahwa pemerintah akan menindak tegas para penjarah.
Gempa di Turki, yang terjadi pada 6 Februari 2023, menjadi bencana alam paling mematikan keenam pada abad ini, setelah gempa tahun 2005 yang menewaskan sedikitnya 73.000 orang di Pakistan.