Pimpinan NATO Minta Korsel Tingkatkan Dukungan Militer bagi Ukraina

VIVA Militer: Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg
Sumber :
  • dailysabah.com

VIVA Dunia – Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Senin, 20 Januari 2023 meminta Korea Selatan untuk meningkatkan dukungan militernya kepada Ukraina,.

Stoltenberg manyarankan Seoul untuk mempertimbangkan kembali kebijakannya agar tidak mengekspor senjata ke negara-negara yang berkonflik.

VIVA Militer: Sistem rudal KM-SAM (Cheolmae-2) militer Korea Selatan

Photo :
  • cnbc.com

Stoltenberg berada di Seoul dalam paruh pertama perjalanannya ke Asia, yang juga akan mengunjungi Jepang, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan hubungan dengan sekutu demokrasi di kawasan tersebut dalam menghadapi konflik Ukraina dan meningkatnya persaingan dari Tiongkok.

Ia bertemu dengan para pejabat tinggi Korea Selatan pada Minggu, 29 Januari 2023, dan pada hari Senin ia mendorong Seoul untuk berbuat lebih banyak demi membantu Kyiv, dengan mengatakan bahwa ada “kebutuhan yang mendesak akan lebih banyak amunisi.”

Ia mencontohkan negara-negara seperti Jerman dan Norwegia yang “sejak lama memiliki kebijakan untuk tidak mengekspor senjata ke negara-negara yang berkonflik,” namun merevisi kebijakan tersebut setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina Februari tahun lalu.

“Jika kita percaya pada kebebasan, demokrasi, jika kita tidak ingin otokrasi dan pemerintahan totaliter menang, maka mereka memerlukan senjata,” katanya saat berbicara di Chey Institute di Seoul.

Korea Selatan adalah pengekspor senjata yang semakin penting secara global dan belum lama ini mengajukan kesepakatan untuk menjual ratusan tank ke negara-negara Eropa, termasuk Polandia yang merupakan anggota NATO.

Namun undang-undang Korea Selatan melarang ekspor senjata ke negara-negara yang terlibat konflik secara aktif, yang diakui Seoul membuat kesulitan menyediakan persenjataan secara langsung bagi Kyiv, meski telah memberikan bantuan berupa peralatan tidak mematikan dan bantuan kemanusiaan.

Korea Selatan pertama kali memulai kontribusi terhadap bagi NATO tahun lalu

Sekjen NATO Jens Stoltenberg saat berada di Ankara Turki

Photo :
  • AP Photo/Burhan Ozbilici

Selain itu, Stoltenberg mengatakan belum jelas kapan konflik di Ukraina akan berakhir. Ia mengatakan, Putin tengah mempersiapkan “lebih banyak perang” dan secara aktif mendapatkan senjata dari berbagai negara, termasuk Korea Utara.

Pyongyang membantah mengirimkan senjata ke Moskow dan pada hari Minggu mengatakan bahwa AS akan menghadapi “konsekuensi yang sangat tidak diinginkan” apabila terus menyebarkan “rumor buatan sendiri” itu.

“Mencoba menodai citra (Korea Utara) dengan memalsukan sesuatu yang tidak ada merupakan pemicu besar yang tidak pernah bisa dilepaskan dan itu tidak bisa tidak memicu reaksi,” kata Kwon Jong Gun, direktur jenderal Departemen Urusan AS Korea Utara.

Ia juga menyebut “upaya bodoh untuk membenarkan tawaran persenjataannya ke Ukraina.”

Awal pekan lalu, Presiden AS Joe Biden Menjanjikan pengiriman 31 tank Abrams, salah satu senjata paling kuat dan canggih di militer AS, untuk membantu Kyiv melawan invasi Moskow.

Membendung Cina

VIVA Militer: Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg (kedua dari kanan)

Photo :
  • kyivpost.com

Dalam pertemuan dengan pejabat senior Korea Selatan, Stoltenberg mengatakan kejadian di Eropa dan Amerika Utara saling berhubungan dengan kejadian di tempat lain.

Dia juga menyebut aliansi militer Barat tersebut ingin membantu mengelola ancaman global dengan meningkatkan kemitraan di Asia. Dia menyakiti Beijing secara langsung.

"Kami percaya bahwa kami harus terlibat dengan China dalam isu-isu seperti pengendalian senjata, perubahan iklim, dan isu lainnya," katanya. "Tetapi pada saat yang sama, kami sangat jelas bahwa China menimbulkan tantangan terhadap nilai-nilai kami, kepentingan kami, dan keamanan kami."

Menanggapi pertanyaan tentang kerahasiaan Stoltenberg, juru bicara kebijakan luar negeri China Mao Ning mengatakan pada Senin bahwa China adalah mitra negara, bukan penentang, dan tidak mengancam kepentingan atau keamanan negara mana pun.

"Kami juga berharap NATO akan meninggalkan mentalitas Perang Dingin dan konsep konfrontasi blok, dan berbuat lebih banyak untuk keamanan dan stabilitas Eropa dan dunia," kata Mao dalam jumpa pers rutin.

Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh pemerintah pada Senin, Korea Utara menyebut kunjungan Stoltenberg sebagai "awal dari konfrontasi dan perang karena membawa awan gelap 'Perang Dingin baru' ke kawasan Asia-Pasifik".