5 Fakta Langkah Jepang Perkuat Okinawa di Tengah Ancaman China
- Al Jazeera
VIVA Dunia – Jepang dan Amerika Serikat (AS) enggan melakukan perubahan dalam aliansi pertahanan berdasarkan konsep operasional yang telah mereka lakukan. Mereka juga menaikkan standar untuk peningkatan kemampuan dalam mengatasi tantangan keamanan yang semakin bergejolak di suatu tempat, seperti Okinawa.
Kedua negara membuat postur garda depan pasukan AS di Jepang ditingkatkan untuk memperkuat kemampuan pencegahan dan aliansi keduanya.
“Kami telah memutuskan bahwa Resimen Marinir ke-12 akan tetap berada di Okinawa dan direorganisasi menjadi Resimen Littoral Marinir (MLR) ke-12 pada tahun 2025," kata para menteri pertahanan dan menteri luar negeri kedua negara dalam pertahanan bersama di Washington yang dikutip dari laman resmi Departemen Pertahanan AS.
Sebelumnya, Menlu AS Antony Blinken dan Menhan Lloyd Austin serta Menlu Jepang Yoshimasa Hayashi dan Menhan Yasukazu Hamada melakukan pembicaraan keamanan dalam format '2+2'. Berikut Deretan Dakta langkah jepang dalam memperkuat Okinawa di Tengah Ancaman China:
1. Modernisasi Aliansi dan Pertahankan Indo-Pasifik yang Stabil
Para pejabat juga mengatakan bahwa resimen baru tersebut dirancang agar lebih serbaguna, tangguh, dan bergerak dengan intelijen yang canggih dalam pengawasan dan pengintaian.
Resimen juga akan dilengkapi dengan kemampuan rudal anti kapal dan kendaraan yang relevan dengan lingkungan ancaman saat ini dan di masa depan. MLR dirancang agar lebih mampu melawan musuh dan mempertahankan AS dan sekutunya di wilayah tersebut, melihat semakin kompleksnya lingkungan keamanan di Indo-Pasifik.
2. Pentingnya Kawasan Indo-Pasifik
Saat ini, ada sekitar 50 ribu anggota Amerika mencakup marinir dan pelaut yang berbasis di Jepang. Unit baru yang dibuat akan terdiri dari 1.800 hingga 2 ribu marinir.
Meski begitu, para pejabat AS mengatakan keputusan itu tidak akan menambah jumlah pasukannya di pulau tersebut. Perubahan yang dilakukan di seluruh Korps Marinir akan membuat layanan mampu beroperasi dan melawan di wilayah yang diperebutkan, terlebih lagi dalam jangkauan serangan musuh.
Upaya tersebut sangat penting di kawasan Indo-Pasifik, di mana ribuan pasukan AS dan sekutu berada dalam jangkauan rudal atau bahkan roket, baik dari China maupun Korea Utara.
3. Peningkatan Militer di Okinawa Merupakan Isu Sensitif
Penguatan kemampuan pasukan di Okinawa, merupakan masalah sensitif bagi penduduk setempat. Pulau itu menampung hampir sekitar 70 persen dari pasukan AS yang berbasis di Jepang dan warga Okinawa ingin jumlah tersebut dikurangi, Kyodo News melaporkan.
Ada kekhawatiran warga setempat tentang kemungkinan keadaan darurat Taiwan karena letak Okinawa yang dekat dengan wilayah yang diklaim Beijing tersebut.
Namun, lebih banyak warga dari pulau yang berada di sekitar wilayah khawatir bahwa pembangunan instalasi militer AS di Jepang dapat meningkatkan risiko keterlibatan dalam perang. Kecemasan tersebut mendukung upaya kedua negara untuk meningkatkan kemampuan pencegahan dan tanggapan di daya barat Jepang dekat Taiwan.
Dalam tiga dokumen pertahanan utama Jepang yang diperbarui bulan lalu, diwajibkan untuk memperkuat unit-unit Pasukan Bela Diri di Okinawa untuk mempertahankan pulau terpencil di barat daya.
4. Washington-Tokyo Terikat dalam Perjanjian Bilateral
China semakin agresif di perairan baik di Laut China Timur, maupun di Laut China Selatan. Terlihat bagaimana kapal penjaga pantainya kerap kali memasuki perairan teritorial Jepang di sekitar pulau yang disengketakan oleh Tokyo dan Beijing, Kepulauan Senkaku, yang diklaim dan disebut China sebagai Pulau Diaoyu.
Biden mengatakan bahwa Senkaku masuk dalam pasal 5 Perjanjian Keamanan Bilateral AS-Jepang.
Pasal tersebut berbunyi, "Setiap pihak mengakui bahwa serangan bersenjata terhadap salah satu pihak di wilayah di bawah administrasi Jepang, akan berbahaya bagi perdamaian dan keamanan itu sendiri dan menyatakan bahwa ia akan bertindak untuk menghadapi bahaya sesuai dengan ketentuan dan proses konstitusionalnya".
5. AS berencana membuat MLR selanjutnya di Guam
Melansir dari AP News, Penempatan MLR di Okinawa merupakan pengalihan Korps Marinir AS yang kedua, yang sebelumnya pada Maret tahun lalu Komando Indo-Pasifik AS mengatakan bahwa bantuan telah mendirikan MLR di Hawaii.
Pemerintah Biden pun saat ini sedang mempertimbangkan untuk membuat MLR lainnya, yang kemungkinan berlokasi di Guam.