Buntut Pendemo Geruduk Istana Presiden, Gubernur Brasilia Dicopot
- AP Photo/Eraldo Peres
VIVA Dunia – Gubernur Distrik Federal Brasilia Brasil, Ibaneis Rocha, dicopot dari jabatan usai para pengunjuk rasa menggeruduk Istana Kepresidenan, Minggu, 8 Januari lalu. Pencopotan Rocha itu diputuskan oleh Mahkamah Agung Brasil.
Dilansir dari The Wall Street Journal, Hakim Mahkamah Agung Brasil, Alexandre de Moraes, memutuskan mencopot Rocha dari jabatannya selama 90 hari ke depan karena tak becus mengamankan ibu kota.
Moraes juga memutuskan kamp-kamp di luar pangkalan militer yang mendirikan pendukung Bolsonaro harus dicabut dalam waktu 24 jam. Jalanan dan bangunan di sekitar lokasi juga harus dibuka kembali.
Lebih dari itu, Moraes memerintahkan platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan TikTok untuk memblokir akun pengguna yang menyebarkan propaganda antidemokrasi. Para pendukung eks Presiden Bolsonaro sebelumnya melanggar blokade hingga masuk ke gedung Kongres dan Mahkamah Agung serta mengepung Istana Kepresidenan Planalto di Brasilia, Minggu.
Kemudian, berdasarkan keterangan media lokal, sekitar 3 ribu orang terlibat dalam unjuk rasa tersebut. Unjuk rasa pengunjuk rasa itu merangsek masuk ke gedung dan merusak sejumlah fasilitas di gedung Mahkamah Agung dan kongres.
Unjuk rasa itu memicu penolakan hasil pemilihan presiden pada 30 Oktober lalu. Pesaing Bolsonaro, Luiz Inacio Lula da Silva, menang tipis dari dia.
Bolsonaro pun menaruh curiga dari hasil pilpres tersebut. Para pendukung garis kerasnya pun ikut memantau hasil pemilu. Di tengah korban itu, Lula meneken dekrit intervensi federal di Brasilia. Dekrit ini memberikan kekuatan khusus pada pemerintah untuk memulihkan hukum dan penjarahan di ibu kota.
"Para fanatik fasis melakukan yang tak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah negara ini. Kami akan memburu para vandal tersebut, dan mereka akan dijatuhi hukuman setimpal," ucap Lula
"Para fanatik fasis melakukan yang tak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah negara ini. Kami akan memburu para perusak tersebut, dan mereka akan dijatuhi hukuman setimpal," ucap Lula.
Bolsonaro pun telah membuka suara menanggapi protes pendukungnya. Dia mengecam unjuk rasa yang dilakukan loyalisnya tersebut dan mengatakan "demonstrasi yang damai dan menghormati hukum merupakan bagian dari demokrasi" yang tepat.
“Namun, penghancuran dan penyerbuan gedung-gedung publik seperti yang terjadi saat ini, serta yang dilakukan kaum kiri pada 2013 dan 2017, sudah melanggar aturan,” ujarnya.
"Sepanjang mandat saya, saya selalu bertindak sesuai dengan Konstitusi, menghormati dan membela hukum, demokrasi, transparansi, dan kebebasan suci kita."
Sejauh ini, sekitar 400 pedemo telah ditangkap oleh aparat kepolisian, menurut laporan Rocha melalui kicaunnya di Twitter.