Krisis Ekonomi, Pakistan Tutup Mal dan Pasar Lebih Awal Demi Hemat Listrik

Pembeli terlihat di dalam pusat perbelanjaan di Islamabad, Pakistan
Sumber :
  • Aamir Qureshi/AFP

VIVA Dunia – Pemerintah Pakistan telah memerintahkan langkah-langkah untuk menghemat energi, termasuk menutup semua mal dan pasar pada pukul 20:30 (15:30 GMT), karena negara itu tengah bergulat dengan krisis ekonomi.

Melansir dari Al Jazeera, Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif mengatakan bahwa langkah-langkah yang disetujui kabinet diharapkan dapat menyelamatkan negara sekitar 62 miliar rupee Pakistan (sekitar Rp 4,2 triliun).

Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Asif

Photo :
  • Pakistan Today

Pakistan saat ini tengah mengalami kekurangan uang karena uang yang diharapkan masuk di bawah program Dana Moneter Internasional (IMF) telah ditunda. Cadangan devisanya sekarang hampir tidak menutupi impor sebulan, yang sebagian besar untuk pembelian energi.

Seperti dilansir dari Al Jazeera, menteri pertahanan mengatakan langkah-langkah tambahan yang akan segera berlaku termasuk menutup restoran dan ruang pernikahan pada pukul 22:00 (17:00 GMT). Dia mengatakan beberapa perwakilan pasar telah mendorong lebih lama, tetapi pemerintah memutuskan bahwa penutupan lebih awal diperlukan.

Khawaja Asif juga mengatakan Perdana Menteri Shehbaz Sharif telah memerintahkan semua departemen pemerintah untuk mengurangi konsumsi listrik hingga 30 persen.

Langkah-langkah tersebut diterapkan saat Pakistan berjuang untuk mengatasi kekhawatiran gagal bayar setelah pendanaan IMF sebesar $1,1 miliar ditunda. Islamabad memiliki perbedaan pendapat dengan IMF mengenai tinjauan yang dilakukan lembaga tersebut terhadap kebijakan dan reformasi yang diperlukan di Pakistan. Review seharusnya sudah selesai pada bulan November.

Pembiayaan internasional kritis lainnya terkait dengan program IMF, yang berarti negara Asia Selatan berpenduduk 220 juta orang itu akan kesulitan memenuhi kebutuhan pembiayaan eksternalnya. Totalnya lebih dari $30 miliar hingga Juni dan termasuk pembayaran utang dan impor energi.

Pembeli terlihat di dalam pusat perbelanjaan di Islamabad, Pakistan

Photo :
  • Aamir Qureshi/AFP

Total cadangan devisa cair Pakistan akhir bulan lalu mencapai $11,7 miliar, $5,8 miliar di antaranya ada di bank sentral. Itu adalah setengah dari nilai cadangan devisa yang dimilikinya pada awal tahun 2022.

Asif mengatakan, rencana penghematan energi juga mencakup larangan produksi bola lampu yang tidak efisien mulai Februari dan kipas angin mulai Juli.

Dia mengatakan puncak penggunaan listrik musim panas di Pakistan adalah 29.000 megawatt (MW) dibandingkan dengan 12.000 MW di musim dingin, terutama karena penggunaan kipas angin di cuaca yang lebih panas. Setengah dari lampu jalan di seluruh negeri juga akan tetap dimatikan, kata menteri.

Sebagian besar listrik Pakistan diproduksi menggunakan bahan bakar fosil impor, termasuk gas alam cair, yang harganya meroket dalam beberapa bulan terakhir.

Pemerintah telah mencoba menstabilkan ekonomi dengan menahan impor dan inflasi yang tinggi selama beberapa dekade. Mata uang yang terdepresiasi dengan cepat telah membuat impor lebih mahal sementara harga konsumen naik 25 persen tahun ke tahun pada paruh pertama tahun fiskal, atau 1 Juli hingga 31 Desember 2022.