Pembelian Boneka dan Mainan untuk Orang Dewasa Meningkat Sejak Pandemi

Ilustrasi mainan LEGO.
Sumber :
  • LEGO

VIVA Dunia – Toko LEGO di Manhattan, Amerika Serikat tidak hanya menyambut anak-anak. Mereka juga membuat area khusus orang dewasa dengan mainan yang terbuat dari Lego seperti mesin tik, piano, serta bangunan Colosseum. 

Dilansir dari TIME, toko mainan tersebut juga menyajikan kit konstruksi yang spesifik seperti stadion sepakbola Santiago Bernabeu. Mobil Bugatti Chiron 42083, dan konsol game Nintendo NES tahun 80-an.

LEGO bukan satu-satunya perusahaan mainan yang memberikan layanan untuk orang dewasa. Pada tahun 2020, Hasbro memperkenalkan lilin Play-Doh versi dewasa yang diberi aroma latte dan rumput yang baru dipotong. Tak mau kalah, McDonald’s meluncurkan Adult Happy Meals dengan mainan. 

Mainan Happy Meal edisi terbatas

Photo :
  • Dok: McDonalds

Perusahaan yang menggeluti bidang mainan mulai giat meluncurkan serangkaian produk untuk orang dewasa sebagai pelampiasan dari inner child — sekumpulan peristiwa masa kecil, baik atau buruk, dan membentuk kepribadian seseorang seperti sekarang.

Karena stres, COVID-19, dan media sosial yang membuat demografi mainan telah berubah secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. 

“Perusahaan mainan mulai mengatakan, ‘kami tidak berada dalam bisnis anak-anak, kami dalam bisnis mainan dan siapa saja bisa bermain’,” ujar CEO agen konsultan Global Toy Experts, Richard Gottlieb.

Pandemi adalah puncak bagi industri mainan pada umumnya karena orang-orang terjebak di rumah mencari kegiatan yang harus dilakukan. 

Setelah pertumbuhan tahunan satu digit selama beberapa dekade, penjualan meningkat sebesar 17 persen pada 2020 dan 14 persen di tahun 2021. 

Industri tersebut kini diberi nama kidult (kids adult) seperti yang diutarakan oleh wakil presiden dan penasihat industri untuk mainan AS dari perusahaan riset NPD, Juli Lennett.

Secara teknis, NPD menganggap siapapun yang berusia di atas 12 tahun sebagai kidult, karena anak-anak cenderung kehilangan minat pada mainan lantaran adanya media sosial dan video game di usia itu.

Tapi raksasa mainan seperti LEGO dan Mattel melakukan riset pemasaran bahwa orang dewasalah yang menghabiskan USD 850 (sekitar Rp13,23 juta) untuk 7.541 buah set Star Wars Millennium Falcon atau USD 400 (Rp6,2 juta) untuk action figure neon He-Man yang dirancang oleh seniman MADSAKI. 

Ilustrasi boneka Barbie

Photo :
  • Pixabay/Alexandra

Survei NPD menemukan bahwa kidult membeli 24 persen dari semua mainan dari Juni 2021 hingga Juni 2022 sekaligus mewakili sekitar 2/3 dari pertumbuhan dolar di pasar mainan. 

Ini rupanya bukan sekadar tren pandemi yang cepat berlalu. Dua tahun setelah peluncuran vaksin COVID-19 awal, kesuraman dan kelelahan yang menimpa orang dewasa belum sepenuhnya musnah. Mereka hanya ingin bermain. 

Rumah seorang asisten dokter bernama Catherine Parker (36) memiliki tiga anak kecil sehingga tumpukan boneka di rumahnya cukup tinggi. Namun semakin banyak boneka, rupanya itu adalah milik Parker sendiri. Ia memperkirakan merogoh kocek USD 500 (sekitar Rp7,8 juta) untuk boneka tertentu.

Boneka pertama yang ada di rumah Parker masuk pada tahun 2018. Kala itu, suaminya membeli obat di apotek untuk bayinya kemudian membeli boneka sebagai hadiah untuk sembuh. 

Lalu Parker menyebut bahwa boneka itu membutuhkan teman lain sehingga ia memutuskan untuk membeli boneka baru. 

“Saya pikir bahwa mereka semua butuh teman — kami tidak dapat mengabaikannya,” tutur Parker. 

“Tiba-tiba saya juga berbaring di atasnya dan berpikir mungkin kita bisa menggunakan beberapa (boneka) untuk meringkuk dengan diri sendiri,” ucapnya.