Konsekuensi Jika Kalah Perang di Ukraina, Putin Bakal Pencet Tombol Nuklir

Presiden Rusia Vladimir Putin
Sumber :
  • Kremlin Pool Photo via AP

VIVA Dunia – Seorang pejabat tinggi pertahanan Italia memperingatkan bahwa Rusia akan menggunakan segala cara jika mereka menelan kekalahan dalam perang di Ukraina, termasuk penggunaan nuklir yang dikhawatirkan banyak pihak. 

Klaim tersebut terjadi setelah kekhawatiran yang beredar bahwa Moskow semakin meningkatkan konflik yang sedang berlangsung.

Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa penggunaan energi nuklir taktis telah direncanakan oleh Rusia.

"Itu tidak terpikirkan oleh kami, dan untuk Moskow ya, jika titik tidak bisa kembali dilewati, jika mereka berisiko kalah. Singkatnya, bahayanya berpotensi ada, meski sangat kecil kemungkinannya," kata menteri tersebut, dikutip dari Newsweek, Jumat, 30 Desember 2022.

Vladimir Putin dan sekutunya telah membuat serangkaian ancaman penggunaan senjata nuklir langsung maupun tidak langsung sejak dimulainya perang di Ukraina pada akhir Februari lalu. Ancaman ini menunjukkan bahwa Ukraina, dan bahkan negara-negara Barat dapat menjadi sasaran serangan potensial. 

VIVA Militer: Rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-24 Yars militer Rusia

Photo :
  • mil.in.ua

Putin, sebelumnya juga mengatakan dalam pidatonya pada September lalu, bahwa dia bersedia menanggapi Barat dengan menggunakan senjatanya sendiri, yang menyiratkan kemungkinan adanya serangan nuklir.

Sejumlah tokoh Rusia pun telah secara langsung menyerukan serangan nuklir di Inggris, bahkan memperingatkan tentang perang nuklir berpotensi terjadi sebagai respons dari bantuan berkelanjutan NATO untuk Ukraina selama konflik.

"Jika Rusia merasa integritas teritorialnya terancam, kami akan menggunakan semua metode pertahanan yang kami miliki, dan ini bukan gertakan," kata Putin.

Seorang komandan Rusia juga menyarankan awal bulan ini bahwa menggunakan senjata nuklir mungkin satu-satunya cara Putin dapat memenangkan perangnya di Ukraina, yang kini telah berlangsung selama lebih dari 10 bulan dan mengakibatkan lebih dari 100.000 kerugian pasukan Rusia.

Selain itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada bulan Oktober lalu, bahwa Putin tidak bercanda dalam ancamannya untuk meningkatkan perang Ukraina dengan menggunakan senjata nuklir taktis atau senjata biologi dan kimia karena tentara pemimpin Rusia memiliki kinerja yang sangat buruk.

Sementara itu, pensiunan Letnan Jenderal Angkatan Darat AS Ben Hodges, mantan panglima Angkatan Darat AS Eropa, justru mengatakan sebaliknya, dengan mengungkapkan bahwa sangat tidak mungkin Rusia akan menggunakan senjata nuklir dalam perangnya di Ukraina.

Hodges menambahkan bahwa ini karena Kremlin dan pemimpin militer Rusia tahu bahwa mereka akan menghadapi konsekuensi negatif setelah eskalasi semacam itu.