China Akan Cabut Persyaratan Karantina Covid-19 Bagi Pendatang Mulai 8 Januari

Petugas Bandara China memeriksa penumpang terkait merebaknya wabah Corona.
Sumber :
  • China Xinhua News

VIVA Dunia – China akan mencabut persyaratan karantina COVID-19 untuk pendatang mulai 8 Januari 2023. Hal itu disampaikan oleh Komisi Kesehatan Nasional, pada Senin, 26 Desember 2022. Ini merupakan pelonggaran terbaru dari langkah-langkah pengendalian virus corona yang dulunya sangat ketat di negara itu.

Saat ini, penumpang yang datang harus dikarantina selama lima hari di hotel, diikuti karantina selama tiga hari di dalam rumah.

Penghapusan persyaratan karantina adalah langkah besar menuju pembukaan kembali sepenuhnya perjalanan dari seluruh dunia, yang sebelumnya sangat dibatasi oleh pemerintah dalam upaya mencegah virus.

Pembatasan telah mencegah sebagian besar orang Tionghoa bepergian ke luar negeri, membatasi pertukaran diplomatik tatap muka, dan secara tajam mengurangi jumlah orang asing di Tiongkok untuk bekerja dan belajar di sana.

Melansir dari AP, Selasa, 27 Desember 2022, Komisi kesehatan China mengatakan bahwa langkah-langkah terbaru akan diambil untuk mempermudah orang asing memasuki negara itu, meskipun tidak termasuk turis.

Hal tersebut menunjukkan bahwa orang China secara bertahap akan diizinkan bepergian ke luar negeri untuk pariwisata lagi.

"Orang-orang yang datang ke China masih memerlukan tes virus negatif selama 48 jam sebelum keberangkatan dan penumpang akan diminta untuk memakai masker di dalam pesawat," kata sebuah posting online dari komisi kesehatan.

China tiba-tiba mencabut banyak pembatasan pandemi awal bulan ini, dan memicu wabah meluas yang membanjiri ruang gawat darurat rumah sakit dan rumah duka.

Langkah tersebut mengikuti protes publik yang jarang terjadi terhadap pembatasan ketat di negara itu, yang telah memperlambat ekonomi, serta membuat orang kehilangan pekerjaan dan membuat restoran dan toko gulung tikar.

Selama lebih dari 2 ½ tahun, otoritas China memberlakukan pendekatan nol-COVID yang ketat, yang menjadi kebijakan khas pemimpin Xi Jinping.

Kemudian, dengan adanya varian omicron yang menyebar cepat di akhir tahun 2021, membuat strategi tersebut semakin tidak dapat dipertahankan dan membutuhkan penguncian yang semakin luas, yang menghambat pertumbuhan ekonomi dan mengganggu kehidupan penduduk.