Kejam, Pemain Sepak Bola Iran Dijatuhi Hukuman Mati karena Ikut Protes Anti-Pemerintah
- Twitter.
VIVA Dunia – Seorang pemain sepak bola profesional Iran dijatuhkan hukuman mati karena tindakannya, yang ikut berpartisipasi dalam protes hak-hak perempuan nasional di negeri itu. Pada bulan November, Amir Nasr-Azadani ditangkap setelah berpartisipasi dalam protes Iran baru-baru ini.
Dia didakwa sehubungan dengan kematian seorang komandan Korps Pengawal Revolusi Islam. Sebuah saluran TV yang dikelola negara kemudian menayangkan rekaman pemain tersebut dan dua orang lainnya, yang memberikan pengakuan paksa atas kematian komandan tersebut.
Melansir dari Newsweek, Rabu, 14 Desember 2022, Nasr-Azadani dilaporkan berpartisipasi dalam protes hanya sebentar dan meneriakkan frasa anti-pemerintah bersama yang lainnya. Nasr-Azadani didakwa dengan kejahatan yang dikenal sebagai moharebeh, yang secara kasar diterjemahkan sebagai "permusuhan terhadap Tuhan".
Dakwaan itu membuat pemain sepak bola Iran itu dijatuhi hukuman mati. Sementara dua orang lainnya yang terlibat dalam protes telah dieksekusi untuk tuduhan yang sama.
FIFPRO, serikat internasional yang berbasis di Belanda untuk pemain sepak bola profesional, berbicara untuk menentang situasi Nasr-Azadani. Mereka berdiri dalam solidaritas dan menyerukan agar dakwaannya segera dibatalkan.
"FIFPRO terkejut dan muak dengan laporan bahwa pesepakbola profesional Amir Nasr-Azadani menghadapi eksekusi di Iran setelah mengkampanyekan hak-hak perempuan dan kebebasan dasar di negaranya," kata organisasi itu dalam sebuah tweet, pada Selasa, 13 Desember 2022.
"Kami berdiri dalam solidaritas dengan Amir dan menyerukan agar hukumannya segera dicabut."
Protes meletus di Iran setelah kematian Mahsa Amini pada bulan September akibat luka-luka, yang diduga dideritanya saat berada dalam tahanan polisi moral Iran. Amini dilaporkan ditangkap saat berkunjung ke ibu kota Teheran karena mengenakan jilbab yang tidak memenuhi standar pemerintah Iran.