Serangan Teroris di Burkina Faso, Tewaskan 12 Warga Sipil
- The Defense Post/Issouf Sanogo/AFP
VIVA Dunia – Sebanyak 12 orang dinyatakan tewas setelah serangan di Burkina Faso utara, yang diduga dilakukan kelompok jihadis. Mayoritas korban tewas tersebut adalah sukarelawan sipil yang mendukung angkatan bersenjata di wilayah itu.
Serangan terjadi pada hari Rabu, 7 Desember 2022, di Boala di wilayah Tengah-Utara.
“Setidaknya 10 relawan tewas dan beberapa lainnya luka-luka, yang dibawa ke pusat medis di Boulsa, kota utama di provinsi Namementeng," kata salah satu warga, dikutip dari The Defense Post, Jumat, 9 Desember 2022.
Pejabat Relawan untuk Pertahanan Tanah Air (VDP) mengatakan beberapa teroris dilumpuhkan oleh sukarelawan setelah pertempuran terjadi selama dua jam.
Sebuah negara miskin yang terkurung daratan di jantung Sahel, Burkina Faso sedang memerangi pemberontakan jihadis selama tujuh tahun, yang melanda dari negara tetangga Mali. Ribuan warga sipil dan anggota pasukan keamanan tewas, dan hampir dua juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Lebih dari sepertiga negara semi-gurun itu berada dalam kendali militan, dan kemarahan angkatan bersenjata atas kekalahan militer telah memicu dua kudeta tahun ini. Serangan terakhir adalah yang keempat di Burkina Faso sejak Minggu, 4 Desember 2022, dan menambah jumlah kematian terbaru menjadi setidaknya 27 orang tewas.
Pada hari Minggu, enam warga sipil, termasuk empat guru, dibunuh oleh tersangka jihadis di Bittou dekat perbatasan tenggara dengan Ghana dan Togo. Setidaknya sembilan warga sipil juga tewas di utara pada hari Senin, 5 Desember 2022, dan pada hari Selasa, 6 Desember 2022, dalam serangan di sebuah desa.
Pada tanggal 26 November, empat tentara dinyatakan tewas akibat bom di utara, dan tiga warga sipil ditembak mati di timur laut.
VDP, Relawan untuk Pertahanan Tanah Air, adalah kekuatan tambahan yang mendukung tentara yang perlengkapannya tidak cukup baik. Didirikan pada Desember 2019, kelompok itu terdiri dari sukarelawan sipil yang diberi pelatihan militer selama dua minggu, dan kemudian melakukan tugas pengawasan, pengumpulan informasi, atau pengawalan.
Namun ratusan relawan tewas, terutama dalam penyergapan atau ledakan yang disebabkan oleh alat peledak improvisasi (IED) yang ditanam di sepanjang pinggir jalan. Meskipun mengalami kerugian, 90.000 orang mendaftar selama perekrutan VDP pada bulan November, menurut pihak berwenang.