Xi Jinping Tolak Mentah-mentah Vaksin COVID-19 dari Barat
- AP Photo/Mark Schiefelbein
VIVA – Pemimpin China Xi Jinping tidak mau menerima vaksin dari Barat, meskipun ada tantangan yang dihadapi China terkait COVID-19, dan protes yang mengancam kekuasaan Partai Komunis.
Hal itu diungkapkan Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS) Avril Haines. Meskipun kasus COVID-19 harian di China mendekati titik tertinggi sepanjang masa. Beberapa kota tetap melonggarkan pengujian dan aturan karantina setelah kebijakan nol-Covid yang dilakukan Xi Jinping memicu perlambatan ekonomi dan keresahan publik.
Haines yang berbicara di Forum Pertahanan Nasional Reagan tahunan di California, mengatakan bahwa terlepas dari dampak sosial dan ekonomi dari pandemi. Xi Jinping tetap tidak mau mengambil vaksin yang lebih baik dari Barat, dan malah mengandalkan vaksin di China yang tidak efektif melawan Omicron.
"Melihat protes dan tanggapannya bertentangan dengan narasi yang dia suka kemukakan yakni China jauh lebih efektif dalam pemerintahan,” kata Haines, dikutip dari The Sundaily, Senin, 5 Desember 2022.
"Ini, sekali lagi, bukan sesuatu yang kami lihat sebagai ancaman terhadap stabilitas saat ini, atau perubahan rezim atau semacamnya,” katanya, sambil menambahkan.
Seperti diketahui, China belum menyetujui vaksin Co asing, dan memilih produksi vaksin di dalam negeri. Yang, menurut beberapa penelitian tidak seefektif beberapa vaksin asing.
Hal itu berarti melonggarkan langkah-langkah pencegahan virus yang bisa menimbulkan risiko besar, menurut para ahli.
"China belum meminta vaksin dari Amerika Serikat," kata Gedung Putih awal pekan ini.
Seorang pejabat AS mengatakan bahwa saat ini tidak ada harapan bahwa China akan menyetujui vaksin barat.
“Tampaknya tidak masuk akal bahwa China akan memberi lampu hijau pada vaksin Barat pada saat ini. Ini masalah kebanggaan nasional, dan mereka harus menelan cukup banyak jika mereka menempuh jalan ini,” tegasnya.