Tim Investigasi PBB Temukan Bukti Kuat Kejahatan Perang ISIS pada Komunitas Kristen

VIVA Militer; Anggota kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)
Sumber :
  • Time Magazine

VIVA Dunia – Pengumpulan bukti-bukti di Irak memperkuat temuan awal bahwa ekstremis Negara Islam melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang terhadap komunitas Kristen setelah merebut sekitar sepertiga wilayah negara itu pada tahun 2014. Temuan itu didapatkan oleh tim investigasi PBB, yang diedarkan, pada Kamis, 1 Desember 2022.

Laporan Dewan Keamanan PBB mengatakan kejahatan itu termasuk pemindahan paksa dan penganiayaan orang Kristen, menyita properti, terlibat dalam kekerasan seksual, perbudakan dan tindakan tidak manusiawi lainnya, seperti pemaksaan pindah agama, dan penghancuran situs budaya dan agama.

Selain itu, tim itu juga mengatakan telah mengidentifikasi para pemimpin, dan anggota terkemuka dari kelompok ekstremis Negara Islam yang berpartisipasi dalam serangan, dan pengambilalihan tiga kota mayoritas Kristen di dataran Niniwe, di utara kota terbesar kedua Irak, Mosul, pada bulan Juli dan Agustus 2014, di Hamdaniyah, Karamlays dan Bartella.

VIVA Militer: Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)

Photo :
  • syriaaccountability.org

Melansir dari AP, Jumat, 2 Desember 2022, laporan itu juga mulai mengumpulkan bukti atas kejahatan yang dilakukan terhadap komunitas Kristen di Mosul.

Sebagai informasi, pejuang ISIS merebut kota-kota Irak dan mendeklarasikan kekhalifahan di sebagian besar wilayah di Suriah dan Irak pada tahun 2014. Kelompok itu secara resmi dinyatakan kalah di Irak pada tahun 2017 setelah pertempuran berdarah selama tiga tahun yang menewaskan puluhan ribu orang.

Laporan setebal 26 halaman itu diserahkan oleh Tim Investigasi PBB untuk mempromosikan pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukan oleh kelompok Negara Islam, yang juga dikenal sebagai IS, ISIS dan Daesh.

Tim tersebut memperbarui penyelidikannya terhadap pengembangan dan penggunaan senjata kimia dan biologi oleh para ekstremis, yang menyerang komunitas Yazidi dan Sunni, dan eksekusi massal para tahanan di penjara Badush dekat Mosul pada Juni 2014, serta kejahatan di dan sekitar Tikrit.

Pada Desember 2021, kepala tim PBB, Christian Ritscher, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa ekstremis ISIS melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang di penjara di Badush. Pada Mei 2021, pendahulu Ritscher, Karim Khan, mengatakan kepada dewan bahwa penyelidik telah menemukan bukti yang jelas dan meyakinkan ekstremis ISIS melakukan genosida terhadap minoritas Yazidi pada 2014.

VIVA Militer: Kelompok Teroris ISIS di Kota Tuz Khurma, Irak

Photo :
  • Al Shahid

Dia juga mengatakan kelompok militan itu berhasil mengembangkan senjata kimia dan menggunakan mustard. Laporan baru itu mengatakan tim Ritscher menemukan bukti pembayaran kepada keluarga anggota ISIS yang terbunuh, karena menyebarkan senjata kimia, dan catatan pembayaran untuk pelatihan operasi senior tentang penggunaan senjata kimia, dan perangkat untuk menghilangkan senjata semacam itu.

“Bukti menunjukkan bahwa ISIS membuat dan memproduksi roket dan mortir kimia, amunisi kimia untuk granat berpeluncur roket, hulu ledak kimia, dan alat peledak rakitan,” kata laporan itu.

"Selain itu, program ISIS melibatkan pengembangan, pengujian, persenjataan, dan penyebaran berbagai agen, termasuk aluminium fosfida, klorin, clostridium botulinum, sianida, nikotin, risin, dan talium sulfat.”