Ngeri! Tentara Ukraina yang Tewas Dalam Perang Capai 13.000 Orang
- aawsat.com
VIVA Dunia – Seorang pejabat senior Kiev mencatat bahwa setidaknya ada 13.000 tentara Ukraina telah tewas sejak perang dimulai. Mykhailo Podolyak, penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan hingga memasuki bulan ke-10 sejak invasi Rusia sekitar 10.000 hingga 13.000 tentara Ukraina dinyatakan gugur dalam perang.
Melansir dari BBC, Jumat, 2 Desember 2022, pada bulan Juni dia mengatakan antara 100 dan 200 tentara Ukraina tewas setiap hari.
Bulan lalu, jenderal paling senior Amerika Serikat (AS) Mark Milley juga mengatakan sekitar 100.000 tentara Rusia dan 100.000 tentara Ukraina tewas atau terluka sejak awal perang.
Dalam pidato video yang ditampilkan pada hari Rabu, 30 November 2022, Ketua Komisi Uni Eropa Ursula Von der Leyen mengatakan bahwa 100.000 tentara Ukraina telah tewas. Namun juru bicara Komisi UE itu kemudian mengklarifikasi bahwa jumlah itu salah.
Berbicara kepada outlet TV Ukraina Channel 24, Podolyak mengatakan Kiev secara terbuka membicarakan jumlah korban tewas. "Kami memiliki evaluasi resmi oleh Staf Umum, evaluasi resmi oleh panglima (Tuan Zelensky), dan mereka berkisar antara 10.000 hingga 12.500-13.000 tentara yang tewas," katanya.
Dia menambahkan bahwa jumlah warga sipil yang tewas bisa jadi signifikan.
BBC News telah mengidentifikasi sekitar 3.600 kematian warga sipil pada pertengahan Juni. Angka tersebut sekarang cenderung jauh lebih tinggi.
Podolyak juga menyatakan bahwa sekitar 100.000 tentara Rusia telah tewas sejak invasi dimulai pada 24 Februari, dan jumlah lainnya yakni 100.000 hingga 150.000 dinyatakan luka-luka atau hilang atau tidak dapat kembali berperang.
Layanan Rusia BBC telah menetapkan bahwa setidaknya 9.311 tentara Rusia dari semua tingkatan telah tewas sejak invasi pada 24 Februari, sementara jumlah korban tewas sebenarnya bisa lebih dari 18.600. Dalam perkembangan lain, militer Ukraina mengatakan Rusia menggunakan rudal berkemampuan nuklir tiruan untuk melemahkan pertahanan udara Ukraina.
Rusia juga menggunakan roket yang dirancang untuk penggunaan nuklir tanpa hulu ledak peledak, kata pakar militer Ukraina.