Ukraina Temukan 4 Tempat Pembantaian Sadis Rusia di Kherson
- sandiegouniontribune.com
VIVA Dunia – Polisi dan jaksa Ukraina telah mengidentifikasi empat tempat pembantaian Rusia yang berada di Kherson. Ukraina mencurigai bahwa pasukan Rusia menyiksa warga Kiev sebelum meninggalkan kota itu, kata kantor kejaksaan, pada Senin, 21 November 2022.
Dalam sebuah pernyataan di aplikasi pesan Telegram, dikatakan bahwa pasukan Rusia telah mendirikan lembaga penegak hukum semu di pusat-pusat penahanan dan sebuah gedung polisi di kota Ukraina selatan.
Polisi, jaksa dan para ahli mendasarkan temuan mereka pada dokumen yang ditandatangani oleh pasukan Rusia yang menduduki Kherson setelah menginvasi Ukraina pada Februari hingga akhirnya hengkang dari kota tersebut pada bulan ini, kata pernyataan itu.
Mereka juga menemukan benda-benda di gedung-gedung itu, termasuk bagian tongkat karet, tongkat kayu, borgol dan lampu pijar, serta peluru ditemukan di dinding.
"Berbagai metode penyiksaan, kekerasan fisik dan psikologis diterapkan pada orang-orang di sel dan ruang bawah tanah," kata kantor kejaksaan, dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 22 November 2022.
Rusia membantah
Sebelumnya, Moskow telah menolak tuduhan pelecehan terhadap warga sipil dan tentara. Ia juga menuduh Ukraina melakukan pelanggaran semacam itu di tempat-tempat yang sebelumnya diduduki oleh Rusia seperti Bucha, dekat Kiev.
Salah satu media mengidentifikasi sebuah gedung polisi di Kherson, di mana ada lebih dari setengah lusin penduduk, orang-orang diinterogasi dan disiksa selama hampir sembilan bulan pendudukan Rusia. Namun, Kremlin dan kementerian pertahanan Rusia tidak segera menanggapi tuduhan tersebut.
Rusia juga menuduh tentara Ukraina melakukan pelanggaran selama konflik. Moskow mengatakan, pekan lalu, bahwa tentara Ukraina telah mengeksekusi lebih dari 10 tawanan perang Rusia. Kremlin mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan mengadili orang-orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut.
Dmytro Lubinets, komisaris Ukraina untuk hak asasi manusia, menolak tuduhan Rusia pada hari Minggu, 20 November 2022.
"Dari potongan terpisah dari video insiden yang melibatkan tentara Rusia di wilayah Luhansk, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan penangkapan bertahap, Rusia melakukan kejahatan perang, mereka menembaki tentara Angkatan Bersenjata Ukraina," tulisnya di Telegram.
"Dalam hal ini, personel militer Rusia tidak dapat dianggap sebagai tawanan perang, tetapi berperang dan melakukan pengkhianatan," katanya.
"Membalas tembakan bukanlah kejahatan perang. Sebaliknya, mereka yang ingin menggunakan perlindungan hukum internasional untuk pembunuhan harus dihukum."