Pemilu Malaysia: Anwar Ibrahim Unggul, Dibayangi Muhyiddin Yassin
- AP/FL Wong
VIVA Dunia – Malaysia menghadapi gejolak politik baru pada Minggu, setelah pemilihan umum yang digelar Sabtu, 19 November 2022. Pemilihan umum (Pemilu) tersebut menghasilkan parlemen yang menggantung tanpa pemenang yang jelas.
Dikutip dari AP, Minggu, 20 November 2022, aliansi reformis yang dipimpin Anwar Ibrahim memperolah kursi terbanyak yaitu 82 dari 220 kursi parlemen. Namun jumlah yang diraih ini masih jauh dari angka mayoritas untuk membentuk pemerintahan. Di belakangnya ada Perikatan Nasional atau Aliansi Nasional yang dipimpin mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, dengan 73 kursi.
Sementara aliansi yang dipimpin Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang memerintah Malaysia sejak kemerdekaan dari Inggris hingga 2018, hanya memenangkan 30 kursi.
Banyak orang Melayu pedesaan, yang merupakan dua pertiga dari 33 juta penduduk Malaysia, termasuk minoritas besar etnis China dan India, khawatir mereka akan kehilangan hak mereka dengan pluralisme yang lebih besar. Hal ini, bersamaan dengan korupsi di UMNO, menguntungkan blok Muhyiddin. Sekutunya, Partai Islam Pan-Malaysia, atau PAS, meraih dua kali lipat kursi menjadi 43 kursi. PAS, yang mempromosikan Syariah, menguasai tiga negara bagian dan memiliki basis Muslim yang kuat.
Mantan Perdana Menteri Mahathir Mohamad kehilangan kursinya di pulau Langkawi utara karena kekalahan mengejutkan dari blok Muhyiddin. Anwar (75) yang memimpin Pakatan Harapan menang di negara bagian Perak utara.
“Orang Melayu yang tidak menyukai UMNO beralih ke PAS, karena mereka tidak akan pernah bisa menerima Harapan, yang mereka anggap terlalu liberal dan mengakomodasi orang non-Melayu,” kata Oh Ei Sun dari Singapore Institute of International Affairs.
Hasilnya sekarang akan melihat persaingan antara Muhyiddin dan Anwar untuk berebut membentuk pemerintahan. Mereka membutuhkan dukungan dari dua blok di Pulau Kalimantan yang sama-sama memiliki 28 kursi. Ironisnya, UMNO juga kini menjadi kingmaker.
Dalam konferensi pers, Anwar mengatakan bahwa dia telah mendapatkan dukungan tertulis dari anggota parlemen untuk mendapatkan mayoritas sederhana. Dia mengatakan ini harus diserahkan kepada raja negara Malaysia yang akan menentukan keputusan akhir. “Kami telah memperoleh mayoritas … mayoritas berarti lebih dari 111,” katanya.
Sementara Muhyiddin mengatakan, dia telah menerima surat dari istana yang mengindikasikan bloknya mungkin lebih disukai untuk membentuk pemerintahan daripada Anwar. Dia yakin bisa membentuk pemerintahan yang stabil dan bersedia bekerja dengan siapa pun kecuali dengan Pakatan Harapan.
Adapun pemimpin UMNO Ahmad Zahid Hamidi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa aliansinya menerima hasil tersebut. Dia mengatakan Front Nasional bersedia mengesampingkan perbedaan untuk memastikan pemerintahan yang stabil dapat dibentuk. Namun, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.