Menlu Rusia Tinggalkan Bali Gara-gara KTT G20 Dipolitisasi Barat

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov.
Sumber :
  • youtube Sekretariat Presiden

VIVA Dunia – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov angkat koper lebih awal dari perhelatan konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 di Bali pada Selasa, 15 November 2022. Lavrov yang mengikuti sesi awal KTT G20 pada Selasa, memilih pulang ke negaranya pada hari yang sama.

Pesawat delegasi Rusia itu meninggalkan pulau Bali pada Selasa malam hari (waktu setempat). Lavrov yang mewakili Presiden Putin di acara tersebut memilik tidak menghadiri acara deklarasi KTT G20 yang berakhir pada Rabu ini. Delegasi Rusia di KTT G20 Bali selanjutnya diwakili Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov. 

Tidak jelas alasan Sergey Lavrov pulang lebih awal meningggalkan KTT G20 Bali. Sebelumnya, diplomat senior Rusia itu mengatakan pada Selasa, bahwa negara-negara Barat telah mencoba mempolitisasi deklarasi bersama pada KTT G20 di Bali.

Sebelumnya, sebuah draf deklarasi para pemimpin G20 yang beredar, mengatakan 'sebagian besar' anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan bahwa hal itu memperburuk kerapuhan dalam ekonomi global.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov di KTT G20 Bali

Photo :
  • Bay Ismoyo/Pool Photo via AP

Kabar lain menyebutkan jika Presiden AS Joe Biden dalam serangkaian pertemuan tingkat atas, termasuk pembicaraan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden Indonesia Joko Widodo, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mendesak pernyataan tegas anggota G20 untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.

Atas desakan Biden pula, sebuah draf deklarasi para pemimpin G20 yang hampir pasti menyetujui deklarasi mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, yang kemungkinan pemungutan suaranya dilakukan pada hari Rabu, hari terakhir KTT G20 Bali.

Jika merujuk rencana deklarasi tersebut, maka ini akan menjadi teguran keras kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang memutuskan absen di KTT G20 Bali. Ini akan menjadi sikap tak terduga bagi anggota G20 lainnya, yang mungkin terpecah – karena beberapa negara memiliki ikatan ekonomi yang kuat dengan Moskow.   

"Ya, rekan-rekan Barat kami mencoba dengan segala cara untuk membuat deklarasi itu dipolitisasi, dan mencoba mendorong melalui bahasa yang menyiratkan mengutuk tindakan Federasi Rusia atas nama seluruh G20, termasuk kami," kata Lavrov dilansir US News, Rabu, 16 November 2022.

"Tapi mari kita lakukan ini dengan cara yang adil dan mari kita perjelas bahwa, dalam topik ini, kita memiliki perbedaan," sambungnya

Abaikan Pidato Zelensky

Menlu Rusia Sergey Lavrov juga menanggapi pidato Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang disampaikan secara virtual di acara KTT G20, dan menyampaikan semua penyelesaian masalah ada di pihak Ukraina, dan secara tegas menolak untuk mengadakan pembicaraan apapun.

"Kami tidak menolak untuk mengadakan pembicaraan. Ukraina yang menolak untuk melakukannya. Semakin lama menolak, semakin sulit untuk bernegosiasi," kata Lavrov dilansir Associated Press, dikutip Rabu, 16 November 2022.

"(Presiden Ukraina Volodymyr) Zelenskyy berbicara selama 20 menit, tidak mungkin menyela dia karena itu adalah rekaman. Mereka tampaknya tidak ingin mematikan rekaman itu. Saya hanya menarik satu kesimpulan setelah pidatonya – bahwa saya tidak mendengarkan apapun saran Barat. Saya tidak akan mencantumkan semua yang dia katakan. Itu adalah retorika agresif, russofobia, agresif," sambungnya

Sergey merespons informasi bahwa AS diduga menyiapkan beberapa negosiasi untuk menyampaikan deklarasi bersama negara-negara G20 untuk mengecam invasi Rusia di Ukraina.

"Kami tidak bereaksi terhadap ini. Kami ingin melihat bukti nyata bahwa Barat sangat tertarik untuk mendisiplinkan Zelenskyy dan menjelaskan kepadanya bahwa ini tidak dapat dilanjutkan, bahwa ini bukan untuk kepentingannya atau kepentingan rakyat Ukraina," tegasnya

KTT G20 diadakan di pulau Bali, Indonesia, pada 15-16 November 2022. Menlu Rusia Lavrov berbicara pada pertemuan pleno tentang masalah ketahanan pangan dan energi pada sesi kedua yang membahas kesehatan global.

Dia juga mengadakan sejumlah pertemuan bilateral, termasuk dengan Penasihat Negara dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

Lavrov juga diketahui berbicara singkat dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Melansir dari kantor berita Rusia TASS, Rabu, 16 November 2022, program Lavrov di KTT G20 berakhir pada 15 November seperti yang diharapkan.

Pada KTT G20, diketahui ada 17 negara yang menyatakan hadir dalam pertemuan tersebut. Pada hari pertama, pertemuan berlangsung dengan dua sesi. 

Sesi pertama membahas mengenai pupuk, pentingnya penghentian perang, dan pangan global yang menjadi perhatian dunia. Adapun pada sesi kedua, para pemimpin membahas mengenai kesehatan global.