Polisi Turki Tangkap Pelaku Pemboman di Istanbul, Tuding Militan Kurdi Sebagai Dalangnya
- AP Photo/Can Ozer
VIVA Dunia – Polisi telah menangkap seorang tersangka yang diyakini telah menaruh bom yang meledak di jalur pejalan kaki yang ramai di Istanbul, menteri dalam negeri Turki mengatakan Senin 14 November 2022. Dia menambahkan bahwa temuan awal menunjukkan bahwa militan Kurdi bertanggung jawab atas serangan mematikan itu.
Enam orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam ledakan hari Minggu 13 November 2022 di Istiklal Avenue, jalan raya populer yang dipenuhi toko-toko dan restoran yang mengarah ke Taksim Square yang ikonik.
"Beberapa waktu lalu, orang yang meninggalkan bom ditahan oleh tim Departemen Kepolisian Istanbul kami," kata kantor berita Anadolu Agency mengutip Menteri Dalam Negeri Turki, Suleyman Soylu, melansir AP.
Dia tidak mengidentifikasi tersangka tetapi mengatakan 21 orang lainnya juga ditahan untuk diinterogasi. Soylu mengatakan bukti yang diperoleh mengarah pada Partai Pekerja Kurdistan, atau PKK, dan perpanjangan Suriah, Partai Uni Demokrat, atau PYD. Dia mengatakan serangan itu akan dibalas.
Ledakan hari Minggu adalah pengingat yang mengejutkan akan kecemasan dan masalah keamanan yang mengintai penduduk Turki selama bertahun-tahun ketika serangan seperti itu biasa terjadi. Negara itu dilanda serangkaian pemboman mematikan antara 2015 dan 2017, beberapa oleh kelompok Negara Islam, dan militan Kurdi yang menginginkan peningkatan otonomi atau kemerdekaan.
“Kami tahu pesan apa yang ingin disampaikan oleh mereka yang melakukan tindakan ini kepada kami. Kami mendapat pesan ini. Jangan khawatir, kami akan menuntut mereka dengan berat sebagai balasan,” kata Soylu.
Soylu juga menyalahkan Amerika Serikat, mengatakan pesan belasungkawa dari Gedung Putih mirip dengan "pembunuh yang pertama kali muncul di TKP." Turki marah dengan dukungan AS pada kelompok-kelompok Kurdi Suriah.
Dia mengatakan pasukan keamanan percaya bahwa instruksi untuk serangan itu datang dari Kobani, kota mayoritas Kurdi di Suriah utara yang berbatasan dengan Turki.
Dalam pesan belasungkawanya, Gedung Putih mengatakan pihaknya mengutuk keras “tindakan kekerasan” di Istanbul, menambahkan: “Kami berdiri bahu-membahu tanpa sekutu NATO (Turki) dalam melawan terorisme.”
Soylu mengatakan dari 81 orang yang dirawat di rumah sakit, 50 korban luka telah dipulangkan. Lima dari yang terluka mendapat perawatan darurat, dan dua dari mereka berada dalam kondisi yang mengancam jiwa, katanya.