Menlu Retno Marsudi Bicara Ancaman Perang Nuklir efek Perang Rusia vs Ukraina: Ini Tidak Main-main
- Kemlu RI
VIVA Dunia – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai bahwa kekhawatiran akan pecahnya perang dunia ketiga dampak perang antara Rusia dengan Ukraina bukan isapan jempol belaka. Begitu pula dengan ancaman perang dengan penggunaan senjata nuklir.
Dalam wawancara eksklusif dengan VIVA pada program The Interview di Jakarta pada Selasa, 1 November 2022, menegaskan bahwa ancaman perang dunia ketiga merupakan hal yang nyata. Sampai tahun lalu, katanya, dunia merasa telah aman dari ancaman perang besar dan Perang Dunia I dan I telah benar-benar menjadi sejarah.
Ternyata, katanya, pada 20 Februari 2022, meletus perang antara Rusia dengan Ukraina dengan kedua pihak mengerahkan segala kekuatan untuk saling menghancurkan.
"Kita harus berpikir dalam konteks itu, apakah kemungkinan penggunaan senjata nuklir itu sudah merupakan sejarah benar atau masih ada kemungkinan; kemarin kita mikir perang [telah menjadi] sejarah, sekarang kok muncul," katanya.
"Oleh karena itu, kalau kita, jelas, kita melihat sejarah mengenai ancaman senjata penggunaan senjata nuklir dan nuklir itu dampaknya sangat mengerikan. Jadi, kita harus selalu melihat dampak dari penggunaan senjata nuklir itu," dia menambahkan.
Rusia telah menunjukkan sejumlah hulu ledak nuklir melalui satu parade pada Oktober lalu. Itu merupakan semacam pemberitahuan kepada dunia bahwa Rusia memiliki senjata pemusnah massal tersebut dan dapat dipicu kapan pun mereka mau, kata Retno.
Jika Rusia suatu saat benar-benar menggunakan senjata nuklir, menurut Retno, bukan hal yang mustahil negara-negara lain yang memilikinya juga tergoda untuk menggunakannya juga.
"Kalau satu itu digunakan, akan sangat luar biasa, yang lain juga akan ikut-ikutan. Oh ya, kalau ada yang men-trigger, emangnya yang lain akan diam, dan yang memiliki senjata nuklir enggak cuma satu," katanya.
Retno mengingatkan lagi publik internasional bahwa ancaman pengunaan senjata nuklir itu sudah di depan mata, apalagi Rusia telah terang-terangan menunjukkannya dalam parade militer. "Enggak salah bahwa parade itu ... juga punya makna, 'Gua punya, ya, jadi gua punya gua siap'. Ini tidak main-main, tidak main-main," ujarnya.