250 Gajah dan Satwa Langka Lain Terbunuh Akibat Kekeringan yang Melanda Kenya

Gajah liar.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

VIVA Dunia – Kekeringan di Kenya hingga saat ini sudah menewaskan 205 gajah dan banyak satwa liar lainnya di antara bulan Februari dan Oktober karena sebagian besar Afrika Timur mengalami kekeringan terburuk dalam 40 tahun.

Melansir dari Aljazeera, menyebutkan bahwa departemen meteorologi Kenya memperkirakan curah hujan di bawah rata-rata untuk sebagian besar negara untuk beberapa bulan mendatang, hal tersebut meningkatkan kekhawatiran, bahwa ancaman terhadap satwa liar Kenya belum berakhir sampai di sini.

Ilustrasi gajah liar

Photo :
  • ANTARA FOTO/Ampelsa

“Kekeringan telah menyebabkan kematian satwa liar, karena menipisnya sumber makanan serta kekurangan air,” Malonza, sekretaris Kementerian Pariwisata, Satwa Liar dan Warisan Kenya, mengatakan pada konferensi pers.

Selain gajah yang mati, ada sekitar 512 rusa gurun, 381 zebra biasa, 12 jerapah, dan 51 kerbau juga mengalami nasib yang sama akibat kekeringan selama periode paceklik, beberapa satwa yang tewas ada di taman nasional yang menjadi daya tarik wisata utama negara tersebut.

Ada juga 49 kematian zebra Grevy yang saat ini masuk ke dalam satwa langka dan terancam punah. Pada bulan September 2022, kelompok konservasi Grevy's Zebra Trust mengatakan bahwa 40 Grevy telah mati hanya dalam periode tiga bulan karena kekeringan, mewakili hampir 2 persen dari populasi spesies yang tersisa.

Angka-angka yang dirilis ini kemungkinan jauh dari data komprehensif, kementerian Kementerian Pariwisata, Satwa Liar dan Warisan Kenya memperingatkan dalam sebuah laporan, mengatakan karnivora sudah bisa melahap beberapa bangkai.

"Jadi, ada kemungkinan kematian yang lebih tinggi," kata laporan itu.

Berita tentang jumlah satwa liar di Kenya ini, di mana pariwisata menyumbang sekitar 10 persen dari output ekonomi dan mempekerjakan lebih dari 2 juta orang, muncul hanya beberapa hari sebelum dimulainya konferensi iklim PBB, COP27.

Mesir, tuan rumah konferensi, telah menjadikan isu “kerugian dan kerusakan”, kompensasi kerugian akibat bencana terkait iklim, sebagai fokus pembicaraan.

Ilustrasi areal persawahan yang mengalami kekeringan.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Masalah ini tidak pernah menjadi bagian dari agenda formal pembicaraan PBB, meskipun telah diperdebatkan selama bertahun-tahun, karena negara-negara kaya telah menolak menciptakan mekanisme pendanaan yang dapat menunjukkan tanggung jawab atas kerusakan iklim bersejarah.

Daerah yang paling terkena dampak kekeringan adalah di utara dan selatan Kenya, rumah bagi sebagian besar populasi gajah Kenya.

Bulan Oktober 2022, badan amal Save the Elephants mengatakan satu anak gajah kembar yang terkenal dan langka telah mati selama kekeringan. Kementerian merekomendasikan untuk menyediakan air, jilatan garam, dan makanan bagi kelompok satwa liar yang rentan dan untuk meningkatkan pemantauan dan pengumpulan data.