Militer Suriah Tembaki Tenda Permukiman Warga, 9 Orang Tewas
- AP/Ghaith Alsayed
VIVA Dunia – Pasukan pemerintah Suriah menembaki tenda-tenda permukiman yang menampung keluarga-keluarga terlantar akibat konflik negara itu di wilayah barat laut yang dikuasai pemberontak pada Minggu pagi, 6 November 2022. Penembakan itu mengakibatkan sedikitnya sembilan orang tewas dan melukai puluhan lainnya.
Penembakan itu adalah pelanggaran terbaru dari gencatan senjata yang dicapai antara Rusia dan Turki pada Maret 2020. Gencatan senjata itu mengakhiri serangan pemerintah yang didukung Rusia di provinsi Idlib.
Melansir dari AP, Minggu, 6 November 2022, Idlib adalah benteng besar terakhir yang dikuasai pemberontak di Suriah.
Gencatan senjata telah berulang kali dilanggar selama dua tahun terakhir. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, pemantau perang oposisi, melaporkan bahwa pasukan pemerintah menembakkan sekitar 30 roket ke daerah yang dikuasai pemberontak pada Minggu pagi.
Daerah-daerah itu termasuk kamp Maram di barat laut ibu kota provinsi Idlib, di mana sembilan orang tewas dan 77 lainnya terluka. Dikatakan, terdapat korban tewas termasuk tiga anak dan satu wanita.
Faksi pemberontak menanggapi dengan menargetkan posisi pemerintah dengan artileri dan rudal di daerah Saraqib, timur Idlib, dan dataran al-Ghab.
Pertahanan Sipil Suriah oposisi, juga dikenal sebagai White Helmets, dilaporkan bahwa sembilan orang tewas, termasuk dua anak-anak dan seorang wanita. Selain itu sekitar 70 orang terluka dalam penembakan yang menargetkan setidaknya enam kamp di barat ibu kota.
Stasiun radio pro-pemerintah Sham FM mengatakan, pasukan pemerintah Suriah menembaki posisi kelompok Hayat Tahrir al-Sham yang terkait dengan al-Qaida, kelompok militan paling kuat di Idlib. Diketahui pesawat tempur Suriah dan Rusia juga menyerang daerah tersebut.
Konflik Suriah pecah pada Maret 2011 dan sejak itu telah menewaskan ratusan ribu orang, menggusur setengah dari populasi pra-perang negara itu yang berjumlah 23 juta dan membuat sebagian besar Suriah hancur.