Rishi Sunak Jadi Perdana Menteri, Bukti Nyata Kesetaraan di Inggris

PM Inggris Rishi Sunak, keturunan India
Sumber :
  • AP Photo/Kirsty Wigglesworth

VIVA Dunia – Harmeet Singh Gill, seorang Hindu-India sangat senang mendengar bahwa Rishi Sunak menjadi perdana menteri non-kulit putih pertama di Inggris. Berita membahagiakan ini datang saat ia merayakan festival Diwali di  London yang terkadang disebut Little India.

"Ini hampir momen yang menentukan,” kata pria berusia 31 tahun itu ketika dia menjadi sukarelawan di rumah ibadah besar yang melayani komunitas Sikh di  Southall London barat.

“Itu hanya tanda Inggris abad ke-21, di mana tidak peduli apa latar belakang Anda sekarang, Anda dapat naik pangkat ke posisi kekuasaan.”

Tapi, bagi banyak orang kulit berwarna di Inggris, hal itu tidak sesederhana yang dilihat.

Sunak, akan menjadi orang Hindu pertama dan orang pertama keturunan Asia Selatan yang memimpin negara, yang memiliki sejarah panjang kolonialisme dan sering berjuang untuk menyambut imigran dari bekas koloninya, serta terus bergulat dengan rasisme dan ketidaksetaraan.

Rishi Sunak dianggap sebagai antitesis atas apa yang terjadi di Italia, Swedia, dan sudut-sudut Eropa lainnya yang digoreng oleh politik kebencian karena suku, agama, ras, dan aliran.

Raja Charles III meminta Sunak, yang orang tuanya pindah ke Inggris dari Afrika pada 1960-an, untuk membentuk pemerintahan baru pada hari Selasa, 25 Oktober 2022, sehari setelah dia terpilih sebagai pemimpin Partai Konservatif.

Melansir dari AP, Kamis, 27 Oktober 2022, tonggak sejarah ini sangat penting bagi banyak orang dengan akar Asia karena datang selama Diwali, festival cahaya lima hari yang dirayakan oleh umat Hindu, Sikh dan Jain.

Awal tahun ini, Sunak, seorang penganut agama Hindu, berbicara tentang pentingnya menyalakan lilin Diwali di luar kediaman resmi Kanselir Keuangan di Jalan Downing, jabatan yang dipegangnya selama dua tahun hingga ia mengundurkan diri pada Juli lalu.

"Itu adalah salah satu momen paling membanggakan buat saya bahwa saya bisa melakukannya di tangga Downing Street,” katanya kepada Times of London.

"Dan itu sangat berarti bagi banyak orang, itu adalah hal yang luar biasa tentang negara kita.”

Pada tahun 1968, anggota parlemen Konservatif Enoch Powell menyampaikan pidatonya yang terkenal sebagai sungai darah, yang mengecam migrasi massal dan menganjurkan bantuan bagi para imigran untuk kembali ke rumah atau negara asal mereka.

Baru-baru ini pada tahun 1987, tidak ada orang dari latar belakang etnis minoritas di House of Commons. Satu orang Asia dan tiga orang kulit hitam terpilih menjadi anggota Parlemen tahun itu.

Figur Rishi Sunak usai terpilih jadi PM Inggris dilukis warga Mumbai, India

Photo :
  • AP Photo/Rajanish Kakade

Jumlahnya terus meningkat sejak 65 orang dari kelompok etnis minoritas, atau 10 persen dari House of Commons, terpilih selama pemilihan umum terakhir pada tahun 2019.

Itu masih belum sepenuhnya mewakili Inggris secara keseluruhan, di mana 13 persen dari penduduk mengidentifikasi sebagai etnis minoritas.

Kemenangan Sunak adalah bukti kemajuan, sebuah langkah menuju sesuatu yang lebih baik, kata Tariq Modood, direktur Pusat Studi Etnisitas dan Kewarganegaraan di Universitas Bristol.

"Saya akan mengatakan hal yang paling penting tentang hari ini adalah bahwa mayoritas, mayoritas anggota Parlemen Konservatif, memilih sebagai pilihan pertama mereka seorang pria muda keturunan India, menjadikannya perdana menteri kulit berwarna Inggris pertama," katanya, pada Senin, 24 Oktober 2022.

Namun Sunak bukanlah tipikal jutaan orang dari latar belakang Asia, Afrika, dan Karibia yang masih menghadapi hambatan dalam pekerjaan dan pendidikan.

Putra seorang dokter dan apoteker itu memperoleh gelar sarjana dari Universitas Oxford dan master dalam administrasi bisnis dari Universitas Stanford sebelum bekerja untuk Goldman Sachs, dan kemudian pindah ke industri keuangan, di mana ia menghasilkan banyak uang.

Ia kemudian menikah dengan Akshata Murty, putri miliarder India N.R. Narayana Murthy, pendiri perusahaan teknologi informasi global Infosys.

Sunak dikritik awal tahun ini ketika media berita Inggris melaporkan bahwa istrinya mengambil keuntungan dari aturan yang memungkinkan dia untuk menghindari pajak Inggris atas pendapatan asingnya.

Sejak saat itu dia berjanji untuk melepaskan status tidak berdomisili dan membayar semua pajaknya di Inggris.

Pada tingkat yang lebih luas, orang India bernasib lebih baik secara ekonomi daripada kelompok minoritas lainnya di Inggris.

Ramalan David Cameron

Dalam sistem politik Inggris, sebagaimana demokrasi parlementer lainnya, partai politik pemenang pemilu yang memperoleh kursi mayoritas dalam parlemen otomatis memerintah Inggris.

Mereka berhak mengajukan perdana menteri. Dan saat ini yang tengah menguasai parlemen Inggris adalah Partai Konservatif.

Rishi Sunak

Photo :
  • AP News Foto

Partai Konservatif yang cenderung diasosiasikan sebagai sisi kanan dalam spektrum politik Inggris kerap dianggap tidak seinklusif Partai Buruh, yang selain menjadi kelompok oposisi utama di parlemen saat ini, tapi juga saling mengalahkan dengan Partai Konservatif hampir selama era politik modern Inggris.

Kekalahan Sunak dari Liz Truss pada pemilihan pemimpin Partai Konservatif dalam tingkat anggota partai 4 bulan sebelumnya, sedikit banyak dipengaruhi oleh tingkat inklusivitas pada tingkat anggota partai ini.

Sebaliknya Partai Buruh yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi oposisi, dikenal inklusif seperti umumnya partai politik berhaluan kiri di mana pun.

Salah satu bukti keinklusifan Partai Buruh adalah saat memajukan Sadiq Khan yang keturunan Pakistan, menjadi Wali Kota London. Khan kini tengah dalam masa jabatan keduanya sebagai Wali Kota London.

Sejak tahun 2000, Wali Kota London dipilih langsung oleh warga kota ini.

Akan tetapi sewaktu David Cameron memimpin Partai Konservatif mulai 2005, dia mengubah partai ini menjadi lebih inklusif sehingga menarik pelibatan kaum minoritas.

Bahkan selama menjadi Perdana Menteri dari 2005 sampai 2016, Cameron banyak menunjuk anggota kabinet yang mencerminkan inklusivitas.

Cameron juga pernah memprediksi pada 2012 bahwa perdana menteri pertama Inggris dari keturunan India akan berasal dari Partai Konservatif. Ramalannya terbukti tahun ini.

Meskipun demikian, Sunak bukan perdana menteri pertama Inggris yang berasal dari minoritas karena pada 1868 Inggris pernah memiliki perdana menteri dari kaum minoritas, yakni Benjamin Disraeli.

Tetap saja, kemenangan Sunak membuat mereka yang memajukan inklusivitas menjadi tersemangati, termasuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Kesuksesan Rishi Sunak di tampuk kepemimpinan kian menegaskan Inggris  telah menjauhkan rasisme dan intoleransi. Sebaliknya negeri ini membumikan inklusivitas, keberagaman, dan kesetaraan.

Tak mengherankan karena Inggris secara umum dikenal paling toleran dan paling inklusif dibandingkan dengan kebanyakan negara-negara di Eropa, bahkan saat dunia dirasuki pemikiran-pemikiran rasis seperti sekarang.

Inggris pula salah satu negara yang menyatakan solidaritas kepada gerakan Black Lives Matter menyusul insiden rasial di Amerika Serikat pada 2020 yang sempat memecah belah masyarakat negara adikuasa ini.