Belum Ada Tempat bagi Perempuan di Elite Politbiro China Komite Paling Berkuasa

Presiden Xi Jinping dan anggote elite Politbro China saat kongres Partai Komunis
Sumber :
  • AP Photo/Ng Han Guan

VIVA Dunia – Kongres Partai Komunis telah mengungkap ketidakseimbangan gender yang mencolok di eselon atas politik Tiongkok. Tidak ada seorang pun wanita yang menjadi Politbiro di antara 24 orang lainnya dalam setidaknya seperempat abad terakhir.

Saat Presiden China Xi Jinping dan sekutunya memusatkan kekuasaan selama akhir pekan, pemimpin wanita tertinggi partai itu pensiun.

Politikus veteran Sun Chunlan, Wakil Perdana Menteri yang mengawasi kebijakan kesehatan China absen dari daftar Komite Sentral yang diterbitkan pada hari Sabtu yang berarti dia telah mengundurkan diri.

Presiden China Xi Jinping.

Photo :
  • ANTARA/M. Irfan Ilmie.

Di partai politik terbesar di dunia yang memiliki 96 juta anggota inti yang aktif, perempuan tidak pernah memegang banyak kekuasaan. Sekarang pun hanya memegang lebih sedikit kekuasaan lagi.

Mereka hanya terdiri dari lima persen dari 205 anggota Komite Sentral baru partai, sementara tujuh anggota Komite Tetap puncak kekuasaan China tetap ibarat klub yang semuanya laki-laki yang dipimpin oleh Xi.

Melansir dari The Sundaily, Senin, 24 Oktober 2022, Sun yang berumur 72 tahun itu adalah satu-satunya wanita di bekas Politbiro, badan pengambil keputusan eksekutif partai.

Sering dikirim untuk memeriksa kota-kota China dalam cengkeraman lonjakan wabah COVID-19, mantan ketua partai Provinsi Fujian dan Kotamadya Tianjin menjadi wajah publik dari kebijakan nol-COVID. Dia memerintahkan tindakan keras ke mana pun dia pergi, serta mendapat julukan wanita besi.

Tetapi tokoh-tokoh seperti Sun jarang ada dalam politik China si mana jaringan patronase laki-laki dan seksisme yang mendarah daging telah menghalangi karier para kandidat yang menjanjikan, kata para ahli.

Ini jauh dari janji nenek moyang Partai Komunis Mao Zedong bahwa perempuan mengangkat separuh langit.

"Komitmen Partai Komunis China terhadap hak-hak perempuan menurut saya lebih seperti komitmen untuk memajukan hak-hak ekonomi perempuan,” kata Minglu Chen seorang dosen senior di University of Sydney.

"Ini benar-benar tentang perempuan harus bergabung dengan angkatan kerja yang dibayar,"

Chen menambahkan bahwa Partai Komunis pada dasarnya adalah institusi maskulin dan patriarki dari akarnya sebagai gerakan sosial hingga saat ini.