Ukraina Batasi Penggunaan Listrik setelah Rusia Menyerang Pembangkit Energi
- ANTARA/Ismar Patrizki
VIVA Dunia – Ukraina membatasi penggunaan listrik secara nasional untuk pertama kalinya, pada Kamis 20 Oktober 2022, menyusul rentetan serangan rudal dan drone Rusia yang menghancurkan beberapa pembangkit listrik tepat sebelum bulan-bulan musim dingin tiba.
Pasokan listrik akan dibatasi antara pukul 7 pagi dan 11 malam, pejabat pemerintah dan operator jaringan Ukrenergo mengatakan, dan pemadaman sementara mungkin terjadi jika orang tidak meminimalkan penggunaan listrik, kata seorang pembantu presiden.
Sementara terbatas pada hari Kamis, "kami tidak mengecualikan bahwa dengan timbulnya cuaca dingin kami akan meminta bantuan Anda lebih sering", kata Ukrenergo.
Rusia telah mengintensifkan serangan rudal dan pesawat tak berawaknya terhadap infrastruktur listrik dan air Ukraina dalam beberapa hari terakhir.
"Ada kerusakan baru pada infrastruktur kritis. Tiga fasilitas energi dihancurkan oleh musuh hari ini," kata Presiden Volodymyr Zelenskiy dalam pidato video Rabu malamnya.
“Kami sedang mempersiapkan segala macam skenario mengingat musim dingin. Kami berasumsi bahwa teror Rusia akan diarahkan pada fasilitas energi sampai, dengan bantuan mitra, kami dapat menembak jatuh 100% rudal dan drone musuh,” kata Zelenskiy, yang awal pekan ini mengatakan sepertiga dari pembangkit listrik negaranya telah terkena serangan udara Rusia.
Walikota kota barat Lviv mengatakan di televisi bahwa perlu waktu berbulan-bulan untuk memperbaiki gardu listrik yang rusak.
Ukraina sejauh ini telah menembak jatuh total 233 drone buatan Iran yang digunakan oleh Rusia, termasuk 21 pada hari Rabu, kata Zelenskiy. Saksi mata Reuters mengatakan lima drone menghantam kota Mykolaiv di Ukraina selatan pada Kamis pagi, tetapi tidak jelas di mana mereka meledak atau berapa banyak kerusakan yang terjadi.
Ukraina menuduh Rusia menggunakan "drone kamikaze" Shahed-136 buatan Iran, yang terbang ke target mereka dan meledak. Iran membantah memasok mereka dan Kremlin juga membantah menggunakannya.
Amerika Serikat, Inggris dan Prancis mengangkat masalah dugaan pengiriman drone Iran ke Rusia pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.
Rusia akan menilai kembali kerja samanya dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan stafnya jika Guterres mengirim para ahli ke Ukraina untuk memeriksa pesawat tak berawak yang jatuh yang dinyatakan Ukraina dan Barat dibuat di Iran, kata Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy kepada wartawan.