David Shuker, "Bani Israil" yang Minta Ke Raja Salman Untuk Diizinkan Pulang ke Arab Saudi

David Shuker saat masih kecil
Sumber :
  • Times of Israel

VIVA Dunia – David Shuker, salah satu orang Yahudi terakhir yang masih hidup dari Najran, Arab Saudi meminta kepada Raja Arab Saudi, Raja Salman, untuk mengizinkannya mengunjungi rumah masa kecilnya di Arab Saudi selatan. 

Melansir Time of Israel pada Selasa, 18 Oktober 2022, Ia mengungkapkan keinginannya tersebut dalam sebuah wawancara dengan Channel 13 pada hari Jumat pekan lalu.

"Saya meminta kepada Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan ayahnya Raja Salman agar saya diizinkan untuk mengunjungi akar (asal usul) saya dan melihat di mana kakek-nenek saya dimakamkan. Saya tertarik untuk mengunjungi tempat saya dilahirkan dan dibesarkan. Saya memintanya dari sudut pandang kemanusiaan," kata Shuker yang saat ini berusia 78. 

David Shuker

Photo :
  • Times of Israel

Diketahui, warga yang hanya memiliki paspor Israel tidak diperbolehkan untuk mengunjungi Arab Saudi.

"Saya lahir dari debu Najran. Saya diciptakan dari tanahnya. Saya meminta Raja Salman dalam setiap bahasa permohonan, untuk memberi saya kesempatan untuk mengunjungi akar saya dan mendapatkan penutupan." ujarnya meminta. 

Shuker adalah mantan kepala dewan Bnei Ayish dan kepala Dewan Publik untuk Penyelamatan Orang-orang Yahudi Yaman. Ia lahir di Najran di selatan Arab Saudi. “Mengapa saya tidak bisa mengunjungi Arab Saudi? Kami tidak melawan mereka. Kami tidak membenci mereka. Yang terjadi adalah sebaliknya. Kami membenci mereka yang memerangi Arab Saudi, pemberontak Houthi yang dikirim oleh Iran. Kami juga menderita. Pengiriman Iran. Di sinilah saya dilahirkan. Tidak dapat disangkal bahwa orang Yahudi tinggal di sana." ujarnya. 

VIVA Militer : Raja Salman dan Pangeran Mohammad bin Salman

Photo :
  • twitter.com

Sementara sebagian besar Yahudi Saudi diasingkan atau dibunuh, sisa-sisa atau jejak kecil tetap ada di sejumlah kota besar dan kecil di seluruh tempat yang sekarang menjadi Arab Saudi.

Najran, rumah masa kecil Shuker, pernah menjadi bagian dari Yaman tetapi dipindahkan ke Arab Saudi sebagai bagian dari Perjanjian Taif, yang mengakhiri Perang Saudi-Yaman pada tahun 1934. Komunitas Yahudi di Najran berasal dari zaman pra-Islam, tetapi semua warganya pergi pada tahun 1949 karena penganiayaan terhadap orang Yahudi meningkat.

"Orang-orang Yahudi tinggal di Najran jauh sebelum pemerintahan Saudi. Bahkan, ada bukti bahwa orang-orang Yahudi sudah tinggal di sana 2.000 tahun yang lalu. Mereka disebut Bani Isra'il," jelas Shuker. 

David Shuker saat masih kecil

Photo :
  • Times of Israel

"Saya lahir di sebuah pemukiman kecil bernama Bir Da'an. Sejak kecil ayah saya mulai mengajari saya kitab Taurat. Saya ingat kota dan pengalamannya terutama dari cerita orang tua saya." cerita Shuker.

Menurut Shuker, sekitar 60 keluarga Yahudi tinggal di Najran dan desa-desa sekitarnya. “Kami adalah orang Yahudi yang terbuka. Hubungan antara komunitas Yahudi dan Muslim sangat dekat. Mereka bahkan membantu kami menjaga hari Sabat,” kata Shuker kepada Channel 13. “Mereka membutuhkan kami, dan terlepas dari semua itu, pihak berwenang memperlakukan kami sebagai warga kelas du. Kami membayar pajak tengkorak (Jizya). Orang Yahudi tidak sama dengan Muslim." ujarnya. 

Shuker menyesalkan bahwa begitu Negara Israel didirikan, Arab Saudi menjadi lebih "bermusuhan", bahkan mendorong orang-orang Yahudi di negara itu untuk berimigrasi ke Israel. "Hati mereka terbalik karena orang Palestina."

Najran, Arab Saudi

Photo :
  • Times of Israel

"Pada tahun 1948, atas perintah raja, kami meninggalkan Najran dan mencapai perbatasan Yaman. Tentara Yaman menerima kami dengan baik. Mereka merawat kami dan kami berada di bawah perlindungan mereka," kata Shuker. Sementara dia meninggalkan Najran pada tahun 1948, butuh waktu hingga tahun 1951 untuk tiba di Israel.

Di Israel, Shuker kini membentuk keluarga besar bersama istrinya, Naomi, yang juga dari Najran, dan menjadi aktivis sosial dalam perjuangan terkait kasus penculikan anak Yaman.

Meskipun ada orang Yahudi di Arab Saudi saat ini, semuanya adalah pekerja dari luar negeri yang memiliki kewarganegaraan di negara-negara yang memiliki hubungan dengan Arab Saudi. Orang Israel tanpa kewarganegaraan ganda tidak diizinkan mengunjungi Arab Saudi kecuali mereka menerima visa khusus yang kadang-kadang diberikan kepada pengusaha.