Australia Pertimbangkan Latih Tentara Ukraina Lawan Rusia, Kucurkan Bantuan 8 Triliun
- AP Photo/Nariman El-Mofty
VIVA Dunia – Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, mengatakan pemerintahnya akan mempertimbangkan untuk memberikan pelatihan militer kepada pasukan Ukraina dalam perang mereka dengan Rusia.
Perdana menteri mengatakan kepada media Australia, pada Rabu 12 Oktober 2022, bahwa dia telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, pada Selasa, tentang kontribusi lebih lanjut yang dapat diberikan Australia untuk upaya perang Ukraina.
Albanese mengatakan kepada penyiar Channel 7 news bahwa pemerintahnya mempertimbangkan untuk melatih personel militer Ukraina. Dia juga menggambarkan penargetan Rusia terhadap warga sipil sebagai "serangan mengerikan".
Beberapa media melaporkan pelatih Australia akan dikirim ke Ukraina, sementara laporan lain mengatakan pelatihan tidak akan dilakukan di dalam wilayah Ukraina.
“Saya menyampaikan kepadanya (Zelensky) belasungkawa orang-orang Australia untuk para korban tak berdosa yang telah dibunuh oleh agresi Rusia, menargetkan lokasi sipil termasuk di Kiev, hanya sekitar satu kilometer dari tempat saya beberapa bulan yang lalu,” kata Albanese, mengacu pada kunjungan ke Kiev yang telah dia lakukan pada bulan Juli.
"Ini adalah pertarungan bukan hanya tentang kedaulatan Ukraina. Ini adalah pertarungan tentang aturan hukum internasional, tentang apakah perbatasan berdaulat akan dihormati dan itulah mengapa dunia bersatu dalam mendukung Ukraina melawan agresi Rusia ini,” kata Albanese dilansir dari Aljazeera.
“Kami akan berpikir bahwa perang darat di Eropa adalah sesuatu dari masa lalu, tetapi Rusia terus terlibat dalam tindakan agresif ini. Kami akan terus memberikan dukungan. Kami adalah kontributor non-NATO terbesar,” katanya kepada Australian Broadcasting Corporation.
Pemerintah Australia mengatakan sejauh ini telah menghabiskan sekitar 500 juta dolar Australia (Rp4,8 triliun) termasuk 388 juta dolar Australia (Rp3,7 triliun) untuk bantuan militer ke Ukraina.
Komentar perdana menteri Australia itu muncul setelah Zelenskyy mengimbau para pemimpin negara-negara Kelompok Tujuh (G7) untuk lebih banyak kemampuan pertahanan udara selama pertemuan kelompok itu pada hari Selasa.