Pria Yaman Ditangkap karena Dedikasikan Umrah untuk Ratu Elizabeth

Pria Yaman ditangkap usai dedikasikan umrah untuk Ratu Elizabeth II
Sumber :
  • Screengrab via Middle East Eye

VIVA Dunia – Seorang pria yang mendedikasikan ibadah umrahnya untuk mendiang Ratu Elizabeth II dari Masjidil Haram, Mekah ditangkap oleh polisi Arab Saudi pada Senin, 12 September 2022.

Badan Keamanan Publik Saudi mengatakan di Twitter bahwa pria Yaman itu ditangkap karena melanggar aturan umrah dengan membawa kertas bertuliskan dedikasi ibadahnya untuk Ratu Inggris.

"Umrah  ini untuk jiwa Ratu Elizabeth II, kami meminta Allah untuk menerimanya di surga dan di antara orang-orang yang saleh," tulisnya dalam selembar kertas tersebut.

Jenazah Ratu Elizabeth II berada di Westminster Hall selama 4 hari

Photo :
  • AP Photo/Gregorio Borgia, Pool

Melansir dari Middle East Eye, Jumat, 16 September 2022, polisi mengatakan bahwa pria itu telah dirujuk ke penuntut umum untuk dilakukan penyelidikan lanjut.

Penangkapan itu terjadi setelah kritik yang dilontarkan terhadap warga negara Yaman di media sosial setelah video pria tersebut viral.

Jenazah Ratu Elizabeth II dibawa penuh kehormatan ke Westminster Hall

Photo :
  • AP Photo/Kirsty Wigglesworth

Hukum Islam mengizinkan umat Islam untuk melakukan ziarah umrah atas nama Muslim yang telah meninggal tetapi bukan orang-orang dari agama lain.

Ratu Elizabeth II yang mangkat pada 8 September 2022, dalam usia 96 tahun adalah seorang umat Kristen yang taat yang juga menjabat sebagai pelindung Gereja Inggris.

Seorang cendekiawan Mesir Al-Azhar, salah satu universitas pendidikan Islam paling bergengsi di dunia membuat komentar dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi pro-pemerintah pada hari Senin dan mengecam pria Yaman itu karena melakukan tindakan yang tidak Islami.

"Almarhum Ratu Elizabeth II tidak harus melakukan haji atau umrah karena dia bukan seorang Muslim," kata ulama, Ashraf al-Najjar, kepada TeN TV.

“Haji dan umrah adalah untuk umat Islam,” katanya.

Islam telah menetapkan Mekah dan Madinah hanya untuk umat Islam dan untuk mengadakan ritual ini, jadi tidak diperbolehkan bagi non-Muslim untuk memasukinya.

Namun dia mengatakan bahwa membuat doa untuk non-Muslim termasuk mendiang Ratu tetap diperbolehkan.

“Nabi Muhammad berdoa untuk seorang pria Yahudi yang meninggal ketika pemakamannya lewat di sebelahnya,” katanya sembari memberi contoh preseden.