AS Setuju Jual Senjata ke Taiwan, Bikin China Meradang

Rudal Harpoon A-84, rudal anti-kapal buatan AS digunakan pesawat tempur Taiwan
Sumber :
  • AP Photo/Johnson Lai

VIVA Dunia – Amerika Serikat (AS) setuju untuk menjual US$1,1 miliar atau setara dengan Rp16,409 triliun persenjataan ke Taiwan. Sikap AS ini tentu saja mengundang provokasi dan kemarahan China. Hal ini semakin menambah ketegangan baru.

Kesepakatan penjualan senjata yang diusulkan mencakup sistem radar untuk melacak serangan yang masuk dan rudal anti-kapal serta anti-udara.

Diketahui, konflik yang semakin memanas itu terjadi setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi bulan lalu menjadi pejabat AS paling senior pertama dalam 25 tahun yang mengunjungi Taipei.

Seorang tentara berjaga di depan Balai Agung Rakyat, Beijing, China.

Photo :
  • ANTARA/M. Irfan Ilmie.

Sementara itu, terkait penjualan senjata, Kedutaan Besar China di Washington meminta AS untuk mencabut kesepakatan atau menghadapi tindakan balasan.

Juru bicara Liu Pengyu mengatakan kesepakatan itu sangat membahayakan hubungan antara Washington dan Beijing.

"China akan dengan tegas mengambil tindakan balasan yang sah dan diperlukan sehubungan dengan perkembangan situasi," ujarnya, dikutip dari BBC, Senin, 5 September 2022.

Beijing melihat Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya dan bersikeras bahwa pulau itu harus disatukan dengan daratan, dengan kekerasan jika perlu.

Mereka juga meluncurkan latihan militer skala besar di sekitar Taiwan bulan lalu setelah kunjungan delegasi AS.

Penjualan senjata AS yang disepakati pada Jumat, 2 September 2022, oleh Kongres AS yang sangat pro-Taiwan.

VIVA Mliter: Rudal kendali anti-kapal RGM-84 Harpoon

Photo :
  • navy.gov.au

Paket tersebut termasuk sistem peringatan radar senilai $655 juta atau Rp9,770 triliun dan $355 juta atau Rp5,295 triliun untuk 60 rudal Harpoon yang mampu menenggelamkan kapal.

Persenjataan ini juga termasuk US$85,6 juta atau setara dengan Rp1,276 triliun untuk rudal permukaan-ke-udara dan udara-ke-udara Sidewinder, menurut Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan Pentagon.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan kesepakatan itu penting untuk keamanan Taiwan, dan meminta Beijing untuk menghentikan tekanan militer, diplomatik dan ekonominya terhadap Taiwan alih-alih terlibat dalam dialog yang berarti.

"Penjualan yang diusulkan ini adalah kasus rutin untuk mendukung upaya berkelanjutan Taiwan untuk memodernisasi angkatan bersenjatanya dan untuk mempertahankan kemampuan pertahanan yang kredibel," kata juru bicara itu.

Pentagon bulan lalu juga membentuk satuan tugas untuk membantu merampingkan penjualan persenjataan AS ke sekutu asing.

Anggota parlemen AS mengatakan bahwa perintah yang dilakukan oleh Taiwan bertahun-tahun yang lalu tidak terpenuhi. Di antara backlog adalah rudal Harpoon dan Stinger, yang telah dikirim ke Ukraina sebagai gantinya.