Penjualan Ayat-Ayat Setan Makin Laris Setelah Penikaman Salman Rushdie
- U-Report
VIVA Dunia – Nama Salman Rushdie baru - baru ini semakin banyak dibicarakan, baik di sosial media maupun media - media internasional, setelah insiden penikaman yang menimpa dirinya. Selain namannya yang meroket, ternyata novel yang ia tulis, yaitu The Satanic Verses atau Ayat Ayat Setan semakin banyak dibeli hingga masuk dalam buku terlaris di Amazon.
The Satanic Verses, yang memicu reaksi keras dari sebagian besar umat Muslim di dunia ketika diterbitkan pada tahun 1988, naik ke No. 8 di chart Amazon buku-buku fiksi yang paling banyak terjual dalam seminggu. Dari sekian buku yang ia tulis, novel The Satanic Verses memang novel yang paling kontroversial.
Mengutip dari Sky News pada 19 Agustus 2022, novel The Satanic Verses yang terjual habis termasuk dalam buku terlaris No. 2 di bagan "Fiksi dan Sastra Kontemporer" Amazon, pada Rabu sore. Versi audio atau audiobook buku ini bertengger di posisi 14 di platform Amazon Audible, salah satu audiobook terbesar di dunia.
Hal ini terbilang meroket, karena buku karya Rushdie sebelumnya tidak masuk ke daftar 100 buku terlaris di Amazon. Jadi, dapat dipastikan hal ini berkaitan dengan insiden penikamannya.
Lonjakan penjualan tampaknya didorong, setidaknya sebagian, oleh pembaca dan konsumen yang ingin menunjukkan solidaritas terhadap Rushdie, yang mana ia memang telah menjadi target ancaman pembunuhan selama beberapa dekade, termasuk dari termasuk fatwa dekrit, dari Iran.
"Dibeli atas nama solidaritas bersama Tuan Rushdie," tulis salah satu pengulas terverifikasi di Amazon Jumat lalu. "Tidak seorang pun boleh diserang secara fisik karena kata-kata yang mereka tulis." lanjut pengulas tersebut.
Random House, rumah penerbit novel The Satanic Verses dan beberapa karya sastra Rushdie lainnya, tidak segera menanggapi permintaan angka penjualan tertentu.
Diketahui, Salman Rushdie ditikam dan diserang hingga 15 tusukan saat memberikan kelas besar soal kebebasan berekspresi di Chautauqua Institute pada Jumat, 12 Agustus 2022 lalu. Polisi mengidentifikasi penyerang sebagai Hadi Matar, berusia 24 tahun, dari Fairview, New Jersey. Matar didakwa dengan percobaan pembunuhan tingkat dua atas serangan terhadap Rushdie serta serangan tingkat dua karena mencederai moderator pada acara tersebut.
Pihak berwenang belum mengungkapkan motif di balik serangan itu. Polisi negara bagian New York mengatakan FBI dan Kantor Sheriff Daerah Chautauqua membantu dalam penyelidikan. Jaksa Wilayah menilai penyerangan terhadap Salman Rushdie "sudah direncanakan" oleh Hadi Matar, terduga pelaku yang membuat penulis itu luka serius.
Selain itu, jaksa Jason Schmidt menyebut dalam sidang dakwaan pada Sabtu, 13 Agustus 2022 lalu waktu setempat, bahwa ternyata Hadi Matar telah melakukan percobaan pembunuhan atas Salman Rushdie. "Ini merupakan serangan yang sudah ditargetkan, tidak diprovokasi, dan sudah direncanakan," kata Schmidt, mengutip dari AP.
Namun, saat ini keadaan Rushdie sudah membaik, bahkan hanya dalam beberapa hari setelah insiden mengerikan tersebut, ia sudah bisa lepas dari alat bantu ventilator dan bisa berbicara kepada pihak berwajib mengenai insiden yang menimpa dirinya.