Cegah Terjadinya Krisis Populasi, China Keluarkan Langkah Ini
- http://travelingyuk.com
VIVA – Di tengah tingkat kelahiran yang menurun di China, pihak berwenang Beijing telah mengeluarkan pedoman yang memperkenalkan serangkaian kebijakan baru untuk dukungan pranatal dan pascakelahiran untuk mempromosikan pembangunan populasi jangka panjang yang seimbang.
Langkah-langkah ini termasuk layanan perawatan ibu yang lebih baik, dan layanan pengasuhan anak yang bermanfaat bagi masyarakat, serta kebijakan cuti hamil dan cuti orang tua yang lebih baik, menurut pedoman yang dirilis oleh Komisi Kesehatan Nasional China, pada Selasa, 16 Agustus 2022.
Langkah itu juga mencakup kebijakan preferensial pada perumahan dan perpajakan, dan pembinaan tempat kerja yang ramah bagi kesuburan, menurut laporan kantor berita China Xinhua.
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah melihat semakin banyak orang yang dilindungi oleh asuransi bersalin. Pada 2021, jumlahnya mencapai 240 juta, ini merupakan jumlah 1,5 kali lipat dari tahun 2012.
Pedoman yang baru dirilis menyebutkan bahwa pemerintah daerah dapat mencari cara untuk memperluas cakupan asuransi bersalin untuk memasukkan pekerja dalam pekerjaan yang fleksibel.
Pedoman tersebut mencatat langkah-langkah lain, seperti membangun tempat kerja yang ramah kesuburan, mendorong praktik kerja yang fleksibel, dan melindungi hak dan kepentingan tenaga kerja dan ketenagakerjaan yang sah.
Tingkat kelahiran China menurun
Dalam sensus nasional ketujuh tahun 2020, populasi China di daratan menunjukkan pertumbuhan rata-rata 0,53 persen per tahun dalam beberapa dekade terakhir. Namun, tingkat kelahiran China telah menurun sejak 2017, meskipun ada pelonggaran kebijakan satu anak untuk mencegah krisis demografis yang akan datang.
Tahun lalu, Beijing mengeluarkan Undang-Undang Kependudukan dan Keluarga Berencana baru yang memungkinkan pasangan China memiliki tiga anak. Aturan baru itu seolah-olah menanggapi keengganan pasangan untuk memiliki anak tambahan karena meningkatnya biaya hidup.
Keputusan untuk mengizinkan adanya anak ketiga dilaksanakan setelah sensus sekali dalam satu dekade pada tahun 2020, yang menunjukkan bahwa populasi China berkembang pada tingkat paling lambat dalam sejarah yakni mencapai 1,41 miliar orang.
Masalah demografi China diperkirakan akan memburuk karena usia di atas 60 tahun meningkat sebesar 18,7 persen menjadi 264 juta orang, menurut data sensus negara itu.