Armada Peretas Rusia Serbu Sistem Raksasa Senjata AS Lockheed Martin
- AP Photo/Michael Sohn
VIVA Dunia – Kumpulan pelaku hacker 'peretas' atau hacktivist Rusia pada 1 Agustus 2022 lalu mengumumkan bahwa mereka mulai dan sedang melancarkan operasi peretasan dan pembocoran data terhadap perusahaan senjata besar milik Amerika Serikat (AS) Lockheed Martin.
Raksasa produsen senjata itu menjadi sasaran tim hacktivist Rusia yang menamakan dirinya Killnet dan para peretas mulai bergerilya mencoba menyerang situs web hingga sistem operasional Lockheed Martin sebagaimana dilansir dari Sputnik News, Rabu 10 Agustus 2022.
Operasi peretasan besar-besaran itu diinformasikan oleh Killnet lewat kanal Telegram. Sementara hasil peretasan katanya antara lain sejumlah situs dan default terganggu seperti https://auth.p.external.lmco.com/ kemudian https://access.lockheedmartin.com dan http://insidelm.lockheedmartin.com lalu https://workbench.brassring.com. Bahkan yang berkaitan dengan sistem NASA juga diganggu yakni https://id.nasa.gov/uss/AUIDRetrieval.uss.
Killnet juga sempat mengunggah tangkapan gambar layar website Lockheed Martin yang muncul dengan keterangan 504 Error.
Killnet, kelompok peretas pro Rusia itu mendeklarasikan perang dan serangan terhadap Lockheed Martin dimulai sejak awal Agustus 2022. Alasannya tak lain karena raksasa senjata AS itulah yang memproduksi berbagai senjata canggih yag dipasok AS ke Uktraina, negara yang sedang diperangi Rusia saat ini. Termasuk rudal HIMARS yang memiliki sistem serangan beruntun yang diberikan AS untuk membantu Ukraina melawan pasukan Vladimir Putin.
Sementara itu diketahui perang antara Rusia dan Ukraina terus berlangsung. Sudah enam bulan lamanya yang menyebabkan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak. Rusia sendiri sudah berhasil merebut sejumlah wilayah khususnya di bagian timur.
Pasukan Rusia hingga kini masih berusaha merebut Ibu Kota Kiev namun belum berhasil. Pentagon, CIA dan Kantor Presiden AS sempat mengeluarkan data beragam tentang jumlah tentara Rusia yang tewas mulai dari 65.000 kemudian 75.000 dan belakangan disebut sekitar 80.000.