Berusaha Tenangkan China, Negara G7 Bela Kunjungan Pelosi

Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, tiba ke Taiwan, Selasa malam 2 Agustus 2022.
Sumber :
  • Dok. Kementerian Luar Negeri Taiwan.

VIVA Dunia – Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi, telah meninggalkan Taiwan setelah kunjungan singkat namun kontroversial ke pulau tersebut. Pelosi, politisi AS paling senior yang berkunjung dalam 25 tahun ke Taiwan, pergi setelah bertemu dengan para pemimpin di ibu kota Taipei.

Namun kunjungannya, yang dinilai sebagai bagian dari tur Asia yang lebih luas, memicu kemarahan Beijing setelah dia mengabaikan peringatan untuk tidak melakukan perjalanan ke pulau itu. Taiwan memiliki pemerintahan sendiri, tetapi China melihatnya sebagai provinsi yang memisahkan diri, yang pada akhirnya akan bersatu dengannya.

Melansir dari BBC, Kamis, 4 Agustus 2022, China menuduh AS melanggar kedaulatan China dengan kedok demokrasi.

"Mereka yang bermain api tidak akan berakhir dengan baik dan mereka yang menyinggung China akan dihukum," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) China, Wang Yi.

Menteri Luar Negeri China, Wang Yi.

Photo :
  • Istimewa

Dalam sebuah pernyataan setelah kunjungan itu, Pelosi mengatakan China tidak dapat mencegah para pemimpin dunia atau siapa pun untuk bepergian ke Taiwan, untuk menghormati demokrasi yang berkembang.

Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen mengatakan negara itu menghadapi ancaman militer yang sengaja ditingkatkan.

Dalam upaya untuk menenangkan situasi, para Menteri Luar Negeri dari negara-negara G7 seperti Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris dan AS, merilis pernyataan bersama yang mengatakan eskalasi China berisiko membuat kawasan itu tidak stabil.

"Tidak ada pembenaran untuk menggunakan kunjungan sebagai dalih untuk aktivitas militer agresif di Selat Taiwan. Itu normal dan rutin bagi legislator dari negara kami untuk melakukan perjalanan internasional," kata pernyataan itu.

China Latihan militer

VIVA Militer: Pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)

Photo :
  • cnbc.com

Menanggapi perjalanan itu, China mengumumkan latihan militer di laut sekitar 16 km dari Taiwan. Latihan yang akan dimulai pada hari Kamis dan berlangsung selama lima hari di beberapa perairan tersibuk di dunia dan akan mencakup penembakan rudal jarak jauh. Kementerian pertahanan China telah mengakui bahwa beberapa latihan mungkin melanggar perairan teritorial Taiwan.

Dalam beberapa hari terakhir, pesawat-pesawat tempur China menjelajah sejauh garis median, garis pemisah tidak resmi yang memisahkan China dan Taiwan di perairan di antara mereka. Taiwan telah meminta kapal untuk mencari rute alternatif untuk menghindari latihan militer China, dan sedang bernegosiasi dengan negara tetangga Jepang dan Filipina untuk menemukan rute penerbangan alternatif.