Respons Kunjungan Nancy Pelosi, China Larang Impor 100 Makanan Taiwan

Produk makanan Taiwan.
Sumber :
  • CNA.

VIVA Dunia – Administrasi bea cukai China pada mengumumkan larangan lebih dari 100 merek makanan Taiwan buntut dari kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taiwan. Beijing mengatakan bahwa eksportir yang masuk daftar hitam, meliputi produsen teh, madu, dan makanan laut, karena dinilai gagal memperbarui pendaftaran ekspor mereka, dan karena itu hanya dapat menjual produk mereka hingga akhir bulan ini.

Melansir dari Taipei Times, Rabu, 3 Agustus 2022, eksportir dapat menyerahkan dokumen tambahan bulan ini, kata Direktur Administrasi Makanan dan Obat-obatan Taiwan, Wu Shou-mei. Dia menambahkan bahwa badan tersebut akan membantu mereka menyelesaikan pendaftaran mereka.

Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, tiba ke Taiwan, Selasa malam 2 Agustus 2022.

Photo :
  • Dok. Kementerian Luar Negeri Taiwan.

Larangan tersebut mungkin bermotif politik, karena produsen Taiwan diperlakukan berbeda dari negara lain, katanya. Eksportir dari negara lain dapat mengunggah dokumen pendaftaran mereka secara online pada Juni 2023, sementara eksportir Taiwan harus menyerahkan dokumen pada Juni tahun 2022, tambahnya.

Wu mengutuk tenggat waktu yang ketat, dengan mengatakan bahwa perdagangan melintasi Selat Taiwan tidak boleh dilakukan dengan cara ini karena perlu waktu untuk komunikasi. Dewan Menteri Pertanian Taiwan, Chen Chi-chung, mengatakan badan tersebut akan segera mengumumkan langkah-langkah perbaikan untuk membantu para eksportir.

Ada ribuan produk makanan diekspor ke China

Sebelumnya, perusahaan Taiwan telah mendaftarkan 3.200 produk makanan untuk diekspor ke China, 2.066 di antaranya telah ditandai sebagai impor yang ditangguhkan, termasuk dari Kuo Yuan Ye Corp, Yu Jan Shin, Kuai Kuai Co, Imei Foods Co, Chiate Bakery dan Kuang Ta Hsiang Foodstuffs Co.

Produsen yang dilarang itu terutama memproduksi makanan jadi dan olahan seperti kue kering, yang nilai ekspornya ke China dan Hong Kong hanya 0,1 persen, atau US$650 juta (Rp9,6 triliun), dari total ekspor Taiwan, menurut data Kementerian Keuangan.

Karena ekspor makanan dan minuman ke China telah turun karena pandemi COVID-19, larangan tersebut akan berdampak lebih besar pada kapal penangkap ikan dan eksportir makanan laut, kata seorang pejabat Kementerian Perekonomian Taiwan.

Taiwan tahun lalu mengekspor kue kering senilai US$44 juta (Rp655,2 miliar) ke China, tetapi hanya US$10 juta (Rp148,9 miliar) selama paruh pertama tahun ini, menurut data pemerintah.

Publik Taiwan menyambut ramai kedatangan Ketua DPR AS Nancy Pelosi

Photo :
  • AP Photo/Chiang Ying-ying

Di sisi lain, total nilai ekspor seafood Taiwan ke China tahun lalu mencapai US$280 juta atau setara dengan Rp4,1 triliun, dan ekspor daun teh mencapai US$31,67 juta atau Rp470,6 miliar, sedangkan ekspor madu hanya US$35.000 (Rp521,2 juta).

Sebanyak 54 kapal penangkap ikan diminta untuk menyerahkan dokumen tambahan dan impor lebih dari 600 produk mereka ditangguhkan. Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan bahwa larangan tersebut melarang sebagian besar makanan laut, teh, dan madu Taiwan yang mencapai pasar China.

Beijing juga mewajibkan kapal penangkap ikan untuk menyerahkan sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP), kata Wu.

Direktur Jenderal Badan Perikanan Taiwan Chang Chih-sheng mengatakan bahwa kapal yang terkena dampak termasuk kapal penangkap ikan laut dalam, dan kapal penangkap ikan lepas pantai. Dia juga menambahkan bahwa badan tersebut akan membantu mereka mendapatkan sertifikasi HACCP jika mereka berencana untuk mengekspor ke China.

China tahun lalu menangguhkan impor nanas Taiwan, apel custard dan apel lilin, dan pada bulan Juni melarang impor kerapu, mengklaim bahwa mereka menemukan hama dan tingkat bahan kimia terlarang yang berlebihan dalam produk.