Darurat Nasional, Pengunjuk Rasa Duduki Kantor PM Sri Lanka

Para pengunjuk rasa menduduki gedung kantor Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe
Sumber :
  • AP Photo/Eranga Jayawarden.

VIVA Dunia – Setelah Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dari negara itu pada Rabu, pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe. Para pengunjuk rasa menerobos menduduki kantor Perdana Menteri. 

"Ranil pulang!" teriak para pengunjuk rasa sebelum menyerbu kantor perdana menteri.

Krisis politik berlanjut dengan Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, telah mengumumkan keadaan darurat di seluruh Sri Lanka dan jam malam telah diberlakukan di provinsi barat. Sri Lanka berada dalam kekacauan politik setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari penangkapan.

Para pengunjuk rasa menduduki gedung kantor Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe

Photo :
  • AP Photo/ Photo/Rafiq Maqbool.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengatakan dia akan mundur begitu pemerintahan sementara semua partai dibentuk menyusul kepergian Rajapaksa. Tetapi banyak rakyat Sri Lanka ingin dia segera mengundurkan diri.

Para pengunjuk rasa melihat Wickremesinghe sebagai sekutu Rajapaksa dan ingin dia mundur.

"Kami ingin Ranil mundur," kata S Shashidharan (30), yang mengatakan dia ditembak dengan gas air mata di luar kantor perdana menteri sehari sebelumnya.

"Tangkap semua orang yang membantu Gota (presiden) melarikan diri. Kami ingin uang yang dicuri dari kami kembali."

Kantor perdana menteri adalah bangunan era kolonial bercat putih, dengan tangga kayu berornamen yang menghubungkan dua lantainya dan halaman rumput di luarnya. Tempat itu penuh sesak dengan pengunjuk rasa, yang bentrok dengan pasukan keamanan selama sekitar tiga jam dan akhirnya menerobos gerbang besar hitam kompleks itu sekitar pukul 14.00 waktu setempat.

Massa pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri perdana menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe.

Photo :
  • AP Photo/Eranga Jayawardena.

Di halaman, sekelompok pengunjuk rasa damai berkumpul sambil menyanyikan lagu-lagu revolusioner Sinhala, sementara personel militer bersenjata duduk di dalam ruangan berpendingin di dekatnya.

Personel keamanan bersenjata lainnya mengantar pengunjuk rasa melewati ruang lapang di lantai atas, tempat Reuters mewawancarai Wickremesinghe pada akhir Mei. Perabotan mewah telah didorong ke sudut dan akses ke kantor utama Wickremesinghe, yang bersebelahan dengan tangga, ditutup. (Ant/Antara)