Fakta Baru Pembunuhan Shinzo Abe: Gereja Unifikasi di Jepang Terseret

Tomihiro Tanaka pemimpin Gereja Unifikasi (depan) saat heningkan cipta untuk Abe
Sumber :
  • Yohei Fukai/Kyodo News via AP

VIVA Dunia – Gereja Unifikasi Korea cabang Jepang pada Senin 11 Juli 2022 mengatakan bahwa ibu pria bersenjata yang pekan lalu membunuh mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe adalah anggota gereja mereka.

Pria bersenjata Tetsuya Yamagami sebelumnya mengatakan kepada polisi bahwa alasan dia menargetkan Abe karena mantan PM itu terkait dengan kelompok agama yang diikuti ibunya. 

Melansir dari The Straits Times, Selasa 12 Juli 2022, Yamagami mengklaim bahwa ibunya membayar iuran kelompok yang sangat tinggi yang membuat keluarganya bangkrut dan hancur.

Polisi belum mengidentifikasi kelompok agama tersebut dan Pendeta Tomihiro Tanaka yang memimpin Gereja Unifikasi cabang Jepang mengatakan pada konferensi pers bahwa dia tidak ingin terlibat dalam spekulasi mengenai kelompok agama yang dikatakan Yamagami dan dendam Yamagami terhadap gereja.

Namun Pendeta Tanaka mengatakan bahwa ibu Yamagami bergabung dengan gereja dan menjadi anggota gereja yang dikenal sebagai Federasi Keluarga untuk Perdamaian dan Penyatuan Dunia, sekitar akhir 1990-an.

Ibu Yamagami masih menghadiri acara sekali setiap bulan dan kehadiran terakhirnya adalah dua bulan lalu, katanya.

Gereja mengatakan baik Shinzo Abe maupun Yamagami bukan anggota gereja mereka.

"Abe juga bukan penasihat gereja," kata pendeta itu.

Gereja mengatakan Abe telah menawarkan pesan video ke organisasi afiliasi. Ia juga mengakui hubungan dengan kakek Abe yakni mendiang mantan Perdana Menteri Jepang Nobusuke Kishi.

Pendeta Tanaka mengatakan bahwa Abe telah menyatakan dukungannya untuk gerakan perdamaian dunia yang dipimpin oleh pemimpin gerejanya. Dia mengatakan terkait hal itu kemudian ada berbagai jenis sumbangan. Namun pada akhirnya terserah kepada anggota untuk memutuskan apa atau berapa banyak yang ingin mereka sumbangkan.

Dia membantah pernah memaksa anggota untuk membayar iuran apa pun dan menolak mengomentari sumbangan ibu Yamagami.

Tetapi Pendeta Tanaka mengatakan bahwa sementara gereja mengetahui bahwa ibu Yamagami menyatakan kebangkrutan sekitar tahun 2002, gereja tidak mengetahui lagi keadaan di balik kehancuran finansialnya.

“Kami telah bertanya kepada rekan-rekan kami di Nara dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi saat itu.  Mereka hanya tahu bahwa ibunya menyatakan kebangkrutan. Setelah itu, tidak ada catatan gereja yang meminta sumbangan besar dari keluarganya,” tambahnya.

Pendeta Tanaka telah memulai konferensi pers yang terbuka hanya untuk media domestik tertentu tetapi disiarkan secara online, disertai dengan doa hening.

“Tindakan barbarisme seperti itu seharusnya tidak pernah terjadi. Saya merasakan kebencian yang kuat,” katanya.

Pendeta itu menambahkan bahwa dia memutuskan untuk mengadakan konferensi pers untuk menghilangkan rumor setelah beberapa organisasi media pinggiran melaporkan bahwa praktik Gereja Unifikasi telah menyebabkan tragedi itu.

Abe yang merupakan PM terlama di Jepang meninggal setelah dia ditembak mati, pada Jumat 8 Juli 2022, saat menyampaikan pidatonya untuk kandidat Partai Demokrat Liberal (LDP) di Kota Nara.

Gereja Unifikasi didirikan di Korea Selatan pada 1950-an oleh Rev Sun Myung Moon, seorang tokoh yang dituduh sebagai pemecah-belah yang dihukum karena penipuan pajak di New York pada 1984 dan meninggal pada 2012. Organisasi ini dilarang di Singapura pada tahun 1982, dua tahun setelah didirikan dengan alasan bahwa itu adalah aliran sesat.

Sebuah pernyataan Kementerian Dalam Negeri Jepang pada saat itu mengatakan kegiatannya merugikan kesejahteraan masyarakat dan ketertiban.