Perang di Ukraina Berkecamuk, Serbia Untung Banyak dari Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic
Sumber :
  • AP Photo/Darko Vojinovic

VIVA – Saat perang di Ukraina berkecamuk Presiden Serbia justru mengumumkan bahwa pihaknya mendapat kesepakatan gas alam yang amat menguntungkan dengan Rusia. Hal itu diungkap selama percakapannya di telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Minggu 29 Mei 2022.

Presiden Serbia Aleksandar Vucic diketahui telah menolak untuk secara eksplisit mengutuk Rusia atas invasinya ke Ukraina. Dia juga tidak bergabung dengan Barat untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.

Vucic mengklaim bahwa dia ingin membawa Serbia untuk bergabung dengan Uni Eropa namun dia tetap menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk memperkuat hubungannya dengan Rusia.

Kesepakatan gas kemungkinan akan ditandatangani selama kunjungan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov ke Beograd pada awal Juni. Hal ini merupakan kunjungan langka pejabat Rusia ke negara Eropa sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Melansir dari AP, Senin 30 Mei 2022, Vucic memberi tahu Putin bahwa dia berharap perdamaian akan dibangun sesegera mungkin.

Serbia sendiri merupakan negara yang hampir seluruhnya bergantung pada gas Rusia, dan perusahaan energi utamanya berada di bawah kepemilikan mayoritas Rusia.

“Apa yang dapat saya katakan pada anda adalah bahwa kami telah menyepakati elemen utama yang sangat menguntungkan,” kata Vucic kepada wartawan.

“Kami sepakat untuk menandatangani kontrak tiga tahun yang merupakan elemen pertama dari kontrak yang sangat cocok dengan pihak Serbia,” tambahnya.

Belum dirinci jelas bagaimana skema Serbia akan menerima gas Rusia jika Uni Eropa memutuskan untuk mematikan pasokan Rusia yang melewati negara-negara anggotanya.

Sementara Uni Eropa juga secara keseluruhan telah mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia sejak invasi, dan akan membahas cara-cara untuk menangani hal tersebut lebih lanjut.