Rusia Setop Pasok Gas Alam ke Polandia dan Bulgaria, Barat Marah

PM Polandia Mateusz Morawiecki berbicara kepada media di Rembelszczyzna
Sumber :
  • AP Photo/Czarek Sokolowski

VIVA – Setelah Rusia menghentikan gas alam mereka ke Polandia dan Ukraina, Moskow juga mengancam akan melakukan hal yang sama kepada negara-negara lain dalam upaya untuk menghukum dan memecah belah Barat atas wilayahnya.

Langkah tersebut kemudian dikutuk oleh para pemimpin Eropa sebagai tindakan pemerasan. Hal ini menandai peningkatan dramatis dalam persaingan perang sanksi ekonomi dan sanksi balasan yang telah berlangsung selama Rusia menginvasi Ukraina.

Taktik yang digunakan Rusia tersebut dilakukan sehari setelah Amerika Serikat (AS) dan sekutu Barat yang berjanji untuk mengirimkan lebih banyak senjata ke Ukraina.

Baca juga: China Kuasai Tambang Raksasa di Peru, Masyarakat Adat Diusir Polisi

Hingga akhirnya Rusia memutuskan untuk membatasi gas mereka dan menimbulkan pukulan ekonomi akibat kenaikan harga. Namun, pada saat yang sama Rusia juga kehilangan pendapatan mereka yang sangat dibutuhkan untuk mendanai perangnya di Ukraina.

Polandia merupakan negara yang menjadi pintu utama untuk pengiriman senjata ke Ukraina dan mengkonfirmasi pada minggu ini bahwa mereka akan mengirim tank ke Ukraina.

Sedangkan Bulgaria di bawah pemerintahan liberal baru telah memutus banyak hubungan lamanya dengan Moskow dan mendukung hukuman terhadap Rusia. Bulgaria juga menjadi tuan rumah jet tempur Barat di pos terdepan NATO, di pantai Laut Hitam Bulgaria.

Melansir dari AP, Kamis 28 April 2022, penghentian gas alam Rusia kepada kedua negara NATO tersebut tidak terlalu menimbulkan masalah yang mengerikan.

Polandia khususnya telah bekerja selama bertahun-tahun untuk menjajarkan pemasok lain. Selain itu Eropa sedang menuju musim panas sehingga membuat gas menjadi kurang penting untuk kebutuhan rumah tangga.

Namun pemutusan gas alam dan peringatan Kremlin bahwa pihaknya akan melakukan hal yang sama pada negara-negara lain dapat membawa kekhawatiran pada 27 negara Uni Eropa.