Indonesia Akan Undang Ukraina dan Rusia dalam KTT G20?

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah.
Sumber :
  • Tangkapan layar zoom

VIVA – Dalam rangka pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang akan diadakan pada bulan November mendatang, Presidensi Indonesia akan mengundang semua anggota G20 termasuk Rusia.

Namun, tindakan ini justru memicu ketegangan dan penolakan keras dari beberapa negara anggota khususnya Amerika Serikat (AS). Presiden AS Joe Biden sempat mengancam bahwa dirinya tidak akan datang dalam KTT G20 yang akan berlangsung di Bali, apabila Indonesia nekat mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan tersebut.

Indonesia sebagai Presidensi G20 pada tahun ini tentu masih mempertimbangkan masukan dan sarana dari para negara anggota. Selain itu, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, juga melakukan konsultasi dengan beberapa negara mengenai isu global termasuk perang di Ukraina.

Presidensi Indonesia di G20 2022: Logo

Photo :
  • ANTARA/HO-g20-indonesia.id

Dalam press briefing melalui zoom meeting, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengatakan bahwa konsultasi oleh beberapa negara masih dilakukan. “Melalui konsultasi yang dilakukan Ibu Menlu, esensinya menjaring pandangan-pandangan negara-negara terkait dinamika yang terjadi,” kata Faizasyah pada Kamis 14 April 2022.

Saat ditanyai mengenai desakan beberapa negara untuk mengundang Ukraina dalam KTT G20, dan bagaimana sikap atau posisi Indonesia, Faizasyah mengatakan bahwa hal tersebut masih terus dikonsultasikan.

“Masalah ini masih terus kita konsultasikan,” ungkapnya.

Melalui konsultasi ini, Faizasyah menjelaskan bagaimana pandangan dari setiap negara sangatlah penting bagi G20 itu sendiri. Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa nantinya akan ada putaran konsultasi kedua yang dilakukan oleh Menteri Retno Marsudi.

Presiden Jokowi undang pemimpin dunia di G20 ke Indonesia.

Photo :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

Selain itu, dia menekankan bahwa dukungan dari negara-negara anggota G20 pada Indonesia akan terus ada meski ada beberapa konflik yang terjadi.

“Berbagai dukungan dari negara G20 tetap ada khususnya terhadap Presidensi Indonesia. Tidak akan putus hanya karena ada dinamika yang terjadi,” katanya.