Dubes Rusia Ungkap 1.500 Tentaranya Tewas, Korban Ukraina Lebih Kecil
- VIVA/Dinia Adrianjara
VIVA – Invasi Rusia terhadap negara tetangganya Ukraina masih bergulir meskipun banyak sanksi ekonomi dijatuhkan oleh Barat dan sekutunya. Bukan hanya terkena pukulan sanksi ekonomi, Rusia juga mengalami banyak tentaranya yang gugur di medan perang saat melancarkan invasinya di atas tanah Ukraina.
Saat diwawancarai oleh VIVA mengenai banyaknya tentara Ukraina yang tewas, Duta Besar Rusia Lyudmila Vorobieva mengatakan bahwa informasi yang disebarluaskan oleh pihak Ukraina dan juga oleh Barat adalah palsu.
“Ada begitu banyak kepalsuan tentang apa yang terjadi di Ukraina, dan tentu saja disebarluaskan oleh pihak Ukraina dan juga oleh Barat. Informasi itu tidak benar,” kata Lyudmila pada Selasa 5 April 2022.
Baca juga: Viral Video Pria Bersorban Bolehkan Jimak dan Rokok Saat Puasa
Kemudian, untuk membuktikan pihak Ukraina salah menyebarkan informasi, Lyudmila menekankan tentara Ukraina yang tewas tidak jauh lebih banyak dari tentara Rusia yang tewas saat melancarkan agresi militer di Ukraina.
"Kami memiliki data resmi dari Kementerian Pertahanan kami, soal berapa banyak korban, kami memiliki sekitar 1.500 korban dari pihak kami, saya percaya korban Ukraina tidak lebih dari ini,” sambungnya dalam wawancara yang berlangsung di kediaman Dubes Rusia, Kuningan, Jakarta Selatan.
Selain itu, Lyudmila tidak menampik bahwa sejauh ini Ukraina dapat bertahan dari serangan Rusia. Dia mengatakan kekokohan Ukraina semata-mata karena mendapat bantuan dari Barat seperti persenjataan, dukungan moral, dan pelatihan angkatan bersenjata.
“Dan bahkan ada informasi, saya tidak tahu apakah ini benar, tetapi ada instruktur dari negara NATO,” jelasnya.
Meski memasuki lebih dari satu bulan invasi Rusia ke Ukraina. Dia menjelaskan bahwa invasi tersebut berjalan sesuai dengan rencana.
“Tapi saya bisa katakan, bahwa operasi kita berjalan sesuai rencana, itu yang dikatakan presiden kita, dan itu menurut status Kementerian Pertahanan kita dan akan selesai sesuai rencana.”
Lyudmila menekankan alasan invasi tersebut tidak selesai dengan cepat dikarenakan operasi militer tersebut dilakukan dengan hati-hati.
Dalam wawancara yang berlangsung sekitar 40 menit itu, Lyudmila berkali-kali mengelak bahwa invasi Rusia di Ukraina adalah aksi untuk menyerang warga sipil Ukraina.